Page 46 - Microsoft Word - 1.COVER PENG. BHN2_ANNI10 DES2018.docx
P. 46

PENGUJIAN BAHAN 2 (BETON ASPAL)


                                 1.7 PENGUJIAN DAKTILITAS ASPAL KERAS



                REFERENSI:           SNI-2432-2011; ASTM D113 – 07



               TUJUAN PENGUJIAN :

                   a.  Menentukan sifat daktilitas atau kekenyalan aspal yang dinyatakan dengan panjang
                      pemuluran aspal yang dapat tercapai hingga sebelum putus

                   b.  Menentukan besaran daktilitas pada sampel aspal keras
                   c.  Menentukan kualitas aspal keras berdasarkan nilai daktilitas aspal keras


               KOMPETENSI KHUSUS :

                   a.  Mahasiswa dapat melakukan prosedur pengujian daktilitas

                   b.  Mahasiswa dapat mengoperasikan peralatan pengujian
                   c.  Mahasiswa dapat menganalisis hasil pengujian

                   d.  Mahasiswa dapat menarik kesimpulan hasil pengujian


               TEORI:

                     Pengujian  daktilitas  dibutuhkan  untuk  mengetahiu  sifat  kohesi  dan  plastisitas  aspal.
               Pengujian  dilakukan  dengan  mencetak  aspal  dalam  cetakan  khusus  dan  meletakannya

               kedalam tempat pengujian. Tempat pengujian berisi airyang memiliki berat jenis yang sama
               dengan berat jenis aspal. Agar berat jenis air mendekati berat jenis aspal, maka jika berat

               jenis air lebih tinggi dari berat jenis aspal, air tersebut harus ditambah Methyl Alcohol, tetapi

               sebaliknya jika berat  jenis  air lebih rendah dari  berat  jenis  aspal,  tambah dengan Sodium
               Klorida (NaCl) Nilai daktilitas aspal adalah panjang contoh ketika putus pada saat dilakukan

               penarikan  dengan  kecepatan  5  cm  permenit.  Aspal  dengan  angka  daktilitas  yang  rendah
               dapat  mengalami  retak  akibat  lapisan  aspal  mengalami  perubahan  suhu  yang  tinggi.  Sifat

               daktilitas ini dipengaruhi oleh sifat kimia aspal, yaitu akibat susunan senyawa hidrokarbon
               yang dikandungnya. Bila aspal banyak mengandung senyawa parafin dengan rantai panjang,

               daktilitas  rendah,  demikian  juga  dengan  aspal  yang  didapat  dari  proses  blowing  (blown

               asphalt)  dimana  banyak  terdapat  gugusan  hidrokarbon  tak  jenuh  yang  dapat  menyusut,
               sedangkan yang banyak mengandung parafin karena susunan rantai karbon yang kekuatan

               strukturnya kurang plastis.








                                                           38
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51