Page 9 - Modul-pai x_Neat
P. 9
bukan pluralisme agama (al Kafirun:1- 6). Kalau sebab turunnya (asbab al nuzul)
ayat dalam surat al Kafirun dikaji secara seksama, ayat ini merupakan penolakan
Nabi Muhammad SAW secara diplomatis dan etis atas propaganda agama lain.
Ketika Nabi Muhammad SAW ditawari untuk saling tukar agama, Nabi SAW
menanggapinya dengan arif dan bijaksana, “bagimu agamamu, bagiku agamaku”.
Tidak konfrontatif, apalagi destruktif sehingga orang yang mengajaknya pun malah
segan.
d. Kedepan, guna memperkokoh toleransi dan kerukunan hidup antar umat
beragama di Indonesia khususnya di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat dan
sekitarnya kiranya perlu membangun dialog horizontal dan dialog vertikal.
terakhir kata jika bicara tentang toleransi dan kerukunan maka harus bicara
tentang KITA, bukan bicara tentang AKU dan KAMU sebagaimana yang telah
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam Piagam Madinah. Semoga kita selalu
mampu menjaga persaudaraan kemanusiaan (Ukhuwah Basyariyah), Persaudaran
Kebangsaan (Ukhuwah Wathaniyah) dan Persaudaraan seiman (Ukhuwah Diniyah) di
bumi Indonesia yang kita cintai ini, agar kita dapat hidup rukun dan harmonis. Sebagai
semboyan kita, Bhinneka Tunggal Ika.
2. Menjauhi Tindak Kekerasan
Permusuhan berasal dari rasa benci yang dimiliki oleh setiap manusia.
Sebagaimana cinta, benci pun berasal dari nafsu yang harus bertumpu di atas pondasi
akal. Permusuhan di antara manusia terkadang karena kedengkian pada hal-hal duniawi
seperti pada kasus Qabil dan Habil ataupun pada kisah Nabi Yusuf as. dan saudara-
saudaranya. Terkadang pula permusuhan dikarenakan dasar ideologi dan keyakinan.
Islam melarang perilaku kekerasan terhadap siapa pun. Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa ba-
rangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain (qisas),
atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan
dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya rasul-rasul Kami telah
datang kepada mereka dengan (membawa) keteranganketerangan yang jelas. Tetapi
kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.” (Q.S. al-
Māidah/5: 32)
Allah Swt. menjelaskan dalam ayat ini, bahwa setelah peristiwa pembunuhan Qabil
terhadap Habil, Allah Swt. menetapkan suatu hukum bahwa membunuh seorang
manusia, sama dengan membunuh seluruh manusia. Begitu juga menyelamatkan
kehidupan seorang manusia, sama dengan menyelamatkan seluruh manusia. Ayat ini
menyinggung sebuah prinsip sosial di mana masyarakat bagaikan sebuah tubuh,
sedangkan individu-individu masyarakat merupakan anggota tubuh tersebut. Apabila
sebuah anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lainnya pun ikut merasakan
sakit. Begitu juga apabila seseorang berani mencemari tangannya dengan darah orang
4

