Page 162 - Aksi-Bergizi-Siswa-2019
P. 162

Di banyak tempat, dispensasi ke Pengadilan Agama sering kali digunakan
          oleh orang tua atau masyarakat sebagai peluang untuk meminta
          persetujuan menikahkan anak perempuan yang berusia dibawah 16 tahun.

          Namun, ini bertentangan dengan Undang-Undang Perlindungan Anak
          di Indonesia yang melarang perkawinan di bawah usia 18 tahun dalam
          keadaan apa pun. Undang-undang perkawinan juga gagal memenuhi
          ambang batas usia 18 tahun untuk perkawinan yang direkomendasikan
          oleh Perjanjian Internasional Hak Asasi Manusia, termasuk Konvensi
          tentang Hak Anak.

          Meskipun undang-undang memperbolehkan, namun bukan berarti hal
          itu benar secara moral. Sehingga penting untuk diingat bahwa salah satu
          prinsip utama suatu undang-undang adalah untuk melindungi hak azasi
          manusia serta menjamin kepentingan warga negara Indonesia.

          Faktor-Faktor yang Menyuburkan Perkawinan Anak di Indonesia
          Pendorong utama perkawinan anak di Indonesia telah diidentifi asi
          sebagai kurangnya pendidikan, norma sosial, keyakinan, kemiskinan
          dan kehamilan remaja. Pendorongnya berbeda menurut wilayah dan
          komunitas, sering saling terkait, dan sering kali sulit untuk menentukan
          satu alasan utama.

          Dampak Perkawinan Anak
          Perkawinan anak memiliki efek buruk pada kesejahteraan seorang anak
          perempuan. Perkawinan anak merupakan bentuk pembiaran terhadap
          terganggunya tumbuh kembang anak dimana salah satu hasilnya adalah
          kehamilan pada usia anak dan isolasi sosial, mengganggu pendidikan dan
          membatasi kesempatan anak untuk kemajuan karir di masa depan.









         146
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167