Page 108 - Aqidah Kls 7
P. 108

Akhlak tercela kepada Allah Swt







                                                                                         õ õ
                                                                                                   õ
                                                         õ
                                                                       õ
                                                                                                          ­
                                                                              õ ó ÷
                                                                                               ÷
                                    (¼¿» :Ên—fUÐ) n_he ó @ ‹­f óg ó @ R  ó Œxõ}RncUÐí  ó ŒhbRnófeUÐ …Yn ó @ ódUÐ  ­ ëõÎ
                                                                                   ó
                                                      ð
                                                                                             ô
                                                                                                  ô
                                                              ó
                                “Sungguh  Allah mengumpulkan orang-orang muna¿k dan ka¿r dalam neraka
                                Jahannam bersama-sama”. (Q.S. an-NisƗ [4]:140)
                                Kisah  Abdullah ibnu Saba’, dia adalah tokoh muna¿q Madinah, semenjak
                                kemunculan Nabi Saw, ia sudah memendam rasa benci terhadap Nabi. Sebuah kisah
                                menerangkan bahwa kebencian terhadap Nabi disebabkan karena hijrahnya Nabi
                                ke Madinah, dengan sebab hijrah inilah, ia merasa kurang diperhatikan lagi oleh
                                masyarakatnya, semula, ia adalah calon pemimpin Madinah. Tetapi setibanya Nabi
                                di Madinah, maka pamor akan status social Abdullah ibnu Saba’ menjadi padam.
                                Lalu ia amat memendam rasa benci kepada Nabi Saw. Dalam sejarah perjuangan
                                Islam, dialah sosok yang paling banyak mengendurkan semangat umat Islam dalam
                                berjuang melawan orang-orang ka¿r, ia juga pernah berusaha mengusir Nabi dari
                                Madinah, ia juga yang pernah mem¿tnah Sayyidah  Aisyah, Istri Nabi pernah
                                berselingkuh dengan seorang sahabat bernama Shafwan Ibnu Muatthal, lalu Allah
                                menolong langsung sahabat Aisyah, menjelaskan masalahnya dengan menurunkan
                                ayat-ayat al-Quran. Dan ketika Abdullah ibnu Saba’ meninggal di Madinah. Anaknya
                                berusaha memohon pada Nabi untuk turut serta menshalatkan dan menguburkannya.
                                Lalu Nabi amat berbaik hati, menshalatkannya dan  turut menguburkannya, lalu
                                mendoakkannya. Setelah Nabi mendoakan dan mengistighfarkan untuknya, maka
                                Allah menurunkan surah at-Taubah 9:80:


                                                                                                  ó
                                           õ
                                                                                                      ó õ
                                                                                    ó õ
                                                           õ
                                                                   ó õ
                                                                                               ó
                                    ó ĝ
                                                 ó ó
                                  ‹ ô gU ôdUÐ }a÷`x ŒdR ðÒ}Y  ó Œh_˜H ‹ ô gU }a÷`óš—ó>  ÷ ëõÎ ‹ ô gU }a÷`óš—ó> ø íÌ ‹ ô gU }a÷`óšHÐ
                                                      ó
                                              ó ÷
                                                                                                              ÷
                                         ó
                                                                           ÷
                                                                                           ÷
                                                                     ÷
                                                                                 ÷
                                                                                                 ÷ ÷
                                                                                     ÷
                                                                                                        ÷
                                                            ÷
                                                              ó ÷
                                 ÷
                                                    ­
                                                                                                        ó
                                                                                õ õ
                                                                   õ
                                                                                                            ó õ ó
                                                                                        õ ­
                                                               ÷
                                                                                                 ó ó
                                                                         ó ĝ
                                                   õ õ ó ÷
                                         (û)  ó ŒhbHnaUÐ ó êŽ óbUÐ ï{gx ø ôdUÐí UŽHÚí dUnõ= Ðí}aT ‹ ô g­ijõ= ‰UÙ
                                                                              ó
                                                                     ÷ ó
                                                                                    ô ó ó
                                                            ÷
                                                                                                     ÷
                                                                                               ô
                                Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun kepada
                                mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka
                                tujuh puluh kali, namun  Allah sekali-kali tidak akan memberi ampun kepada
                                mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka ka¿r kepada Allah dan Rasul-
                                Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. (Q.S. at-Taubah
                                9:80).
                                Ayat ini menerangkan bahwa kemuna¿kan Abdullah Ibnu Saba’ sudah melewati
                                batas keka¿ran, sehingga Allah-pun tidak berkenan menerima taubatnya,  nauĪu
                                     ࡃ
                                billahi min Īalik (lihat tafsir surah at-Taubah).

                   98      Buku Siswa Kelas VII MTs
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113