Page 21 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 21

“Mandi dulu,” kali ini Mama asyik membaca artikel  Ya ampun, aneh-aneh saja Mamaku ini. Seharusnya
 daring dari laptopnya.   aku peka. Mama saja jarang mandi, tak mungkin Mama
               memaksaku mandi.   Ya sudah, ini risiko memiliki Mama
 Kusodorkan tangan, pipi, dan rambutku ke Mama.
 “  W  k  F      Jang     yang suka bercanda.
 mandi terus,” ujarku jengkel.   Aku buru-buru ke kamar dan melakukan panggilan
                   Ry  Kupamerk  kamark  t
 Mama melongo. Tak berapa lama, tawanya pun pecah.
               besar dan pohon-pohon di depannya.
 “Woii anak bujang ganteng. Siapo pulo yang nyuruh kau
 mandi. Passwordnya MANDI DULU, pakai spasi. Oke?”   “Hati-hati, jangan kau buka jendelamu lebar-lebar.
               Setuwou  alias kuntilanak di pohon itu bisa mampir ke
               kamarmu!” goda Ryan.

                   “Ambo idak takut kuntilanak. Mungkin kuntilanaklah
               yang takut padaku,” aku menepuk dadaku dengan bangga.

                   Aku tidak sedang membual. Akulah satu-satunya
               anak yang tidak lari terbirit-birit ketika mendengar suara
               erangan dari dalam Benteng Marlborough. Kata teman-
               temanku, itu pasti suara hantu tentara Inggris. Ah, omong
               kosong.  Paling-paling  itu  suara  Etek  Rusli  yang  sering
               jengkel karena kami berteriak-teriak dan berlarian dalam
               benteng.

                   Ryan dan aku mengobrol banyak malam itu. Dia
               menceritakan suasana kelas tanpaku. Ternyata dia sedih
               juga, tak ada lagi kawan untuk menghitung uban bulu
               hidung Pak Helmi, wali kelas kami.

                   Kami mengenang kebiasaan-kebiasaan jail kami,
               termasuk tertawa keras ketika Pak Helmi memakai kemeja
               yang motifnya persis gorden di rumah Ryan. Ryan sampai
               terkentut-kentut dan membuat seisi kelas heboh dengan
               aromanya. Untunglah Pak Helmi tak marah. Beliau malah
               ikut menertawakan nasibnya memiliki kemeja itu.




 12  Misteri Drumben Tengah Malam            Bab 2 Hai, Yogya!  13
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26