Page 28 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 28

BAB 3                                                                     Neo   melihat    ke  bawah.    Seorang     anak   perempuan       be-

                                                                                                                   rambut panjang dan berdaster putih melambai. Mata Neo
                        ANAK          PEREMPUAN                 YANG
                                                                                                                   terpicing.
                       MENGEMBALIKAN                        SEPATU                                                     “Hei, ini sepatu kamu, kan?” seru anak itu.




                                                                                                                       Nara    juga   melihatnya       lalu  segera     turun.   Anak     itu

                                                                                                                   me  ng acungkan     sepatu    itu  saat   Nara   sudah    di  dekat  nya.

            Sore telah tiba. Papa sibuk memasak untuk makan malam.
                                                                                                                   Rambut     anak   itu  sekarang     jauh   lebih  rapi.  Ternyata     dia

            Papa memang jago masak dan suka menjelajah untuk me-
                                                                                                                   tidak    menyeramkan.         Senyumnya       manis     dan    matanya
            nemukan resep baru. Neo dan Nara sedang duduk-duduk
                                                                                                                   bersinar ramah.
            di tangga luar rumah pak Binsar. Neo sedang asyik mem-
                                                                                                                       “Aku   pasti   tadi  mengagetkan       kalian.   Maaf,    rambutku
            baca.    Nara    sedang     menempeli       buku    besarnya     dengan
                                                                                                                   memang tak karuan kalau habis bangun tidur.”

             foto-foto.
                                                                                                                       “Neo, ke sinilah. Dia ini bukan hantu.” Pelan-pelan Neo

                “Seharusnya        aku    tadi    memotret       pohon     hariara,”
                                                                                                                   menyingkirkan bukunya lalu turun.
             katanya.


                “Hus, jangan ngomong soal pohon itu,” desis Neo yang


            tidak mengalihkan pandangan dari buku.

                “Masih takut?” goda Nara.


                Neo hanya berdecak kesal.


                “Hai!” sapa suara dari bawah.








      20                                                                                                                                                                                        21
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33