Page 107 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 107
Mereka akan membersihkan makam Kuncen pertama “Nih, si paling peduli ke Kampung Naga! Tukang
Kampung Naga, Sembah Dalem Singaparna. gosip!” tangkis Jalu penuh kemenangan. Sedetik
Uh, lama sekali, pikir Jalu. Jalu nyaris saja kabur kemudian, Jalu menyesal telah bersikap keterlaluan
ke warung Ijad, kalau saja tidak ada Uwak Tatang di pada Utari. Jalu mengatupkan bibirnya, berusaha
sebelahnya. mengeraskan hati.
Jalu melihat Utari menatapnya tak percaya.
*** Mulutnya terbuka. Namun, kalimatnya disapu
“Lihat, ulahmu!” sergah Utari. Nadanya penuh udara sebelum membentuk suara. Beberapa detik
emosi. kemudian, Jalu melihat punggung Utari hilang dari
pandangannya.
Jalu tak menyangka bertemu dengan Utari di
warung Ijad. Setelah ritual adat hajat sasih, dia pergi ke “Jangan pedulikan dia,” kata Jalu pelan. Pandangan
warung Ijad untuk memastikan semua baik-baik saja. Jalu kini terarah ke Ijad yang tampak melempem
Namun rupanya, Utari sudah menunggunya di sana seperti kerupuk terkena air. Jalu berusaha membaca
sejak semula. situasi. Namun gagal.
“Ada apa, sih?” tanya Jalu tak mengerti. “Jadi?”
“Masih tanya ada apa? Tuh lihat, banyak orang luar ***
datang ke Kampung Naga. Hampir masuk ke Hutan
Biuk, berusaha masuk ke Bumi Ageung, menyelinap ke “Bumi Ageung enggak boleh didekati, gaes… Ada
tempat-tempat yang seharusnya bersih dari kunjungan patunggonnya. Scary deh, pokoknya. Kocak, memang, ”
orang luar. Semua karena ulah kontenmu!” racau Utari ucap Ijad dalam video yang sedang ditonton Jalu.
dengan nada tinggi. Jalu menatap nanar ke layar ponselnya.
Jantungnya berdegup kencang. Jalu baru menyadari
Jalu berusaha mencerna tudingan Utari. Ada orang
yang berusaha masuk ke Hutan Biuk dan Bumi Ageung? mengapa Utari marah, beberapa saat tadi. Jalu juga
Mereka pasti gila. Apa yang mereka cari? Mengapa mereka baru memahami perannya dalam kehebohan yang
melakukannya? terjadi di Kampung Naga.
Jalu melihat Ijad tampak mengecil. Matanya terus Seketika itu, Jalu mengetahui masalah yang sedang
menunduk, tak berani memandang dirinya ataupun Utari. dihadapinya. Jalu sadar, selama ini, sikapnya sering
98 Mengejar Wajah yang Tercoreng 99
Bab 10
Haruto