Page 8 - BAB 3. Teknik tes
P. 8
5) Test hasil belajar, yaitu test yang digunakan untuk mengungkap
tingkat pencapaian atau prestasi belajar.
e. Berdasarkan responnya, tes dapat dibedakan atas:
1) Verbal test, yaitu test yang menghendaki respon dalam bentuk kata-
kata atau kalimat baik secara lisan maupun tertulis.
2) Nonverbal test, yaitu test yang menghendaki respon bukan berupa
ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau
tingkah laku.
f. Berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dapat dibedakan atas:
1) Test tertulis, yaitu jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-
butir soal dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawaban
juga secara tertulis.
2) Test lisan, yaitu dimana tester dalam mengajukan soal dilakukan
secara lisan dan testee menjawab secara lisan pula (Zubaidillah,
2016: 2-9).
3. Tes objektif
Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaannya yang seragam
terhadap semua murid yang mengikuti sebuah tes. Tes objektif juga dikenal
dengan istilah tes jawaban pendek (short answer test), dan salah satu tes
hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab
oleh tester dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di antara beberapa
kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing masing items
atau dengan jalan menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol-
simbol tertentu pada tempat-tempat yang disediakan untuk masing-masing
butir yang bersangkutan. Tes onjektif terdiri dari:
a. Test objektif bentuk multifle choice test (pilihan berganda)
Test multifle chois, tes pilihan ganda merupakan tes objektif dimana
masing masing tes disediakan lebih dari kemungkinan jawaban, dan
hanya satu dari pilihan-pilihan tersebut yang benar atau yang paling
benar. Penyusunan tes dalam bentuk multifle chois Hendaknya antara
pernyataan dalam soal dengan alternatif jawaban terdapat kesesuaian.
Kalimat pada tiap-tiap butir soal hendaknya dapat disusun dengan
jelas. Sebaiknya soal hendaknya disusun menggunakan bahasa yang
mudah dipahami. Setiap butir pertanyaan hendaknya hanya
mengandung satu masalah, meskipun masalah itu agak kompleks.
Contoh “Hasil pembagian ¾ : ½ adalah:
a. 1 ½
b. 2 ½
c. 3 ½
d. 4 ½
3