Page 80 - qowaid
P. 80
QAWA’ID FIQHIYYAH
1) Thawaf ditetapkan dengan dasar dalil yang meyakinkan
yaitu harus tujuh kali putaran. Kemudian seseorang ragu
apakah yang dilakukannya putaran keenam atau kelima
pada saat thawaf, maka yang meyakinkan adalah jumlah
yang kelima, karena putaran yang kelima itulah yang
meyakinkan.
2) Seseorang yang melaksanakan shalat dhuhur, tapi ia
ragu dengan bilangan rakaat shalat. Menurutnya sudah
rakaat keempat atau masih rakaat ketiga. Maka yang
meyakinkan adalah rakaat ketiga karena yang sudah
pasti yakin adalah rakaat ketiga yang sudah ia
laksanakan.
3) Masalah thalaq dalam pernikahan. Seseorang yang
masih ragu bahwa ia telah menjatuhkan thalaq pada
istrinya tetap dianggap belum bercerai atau belum jatuh
thalaq karena yang meyakinkan adalah pernikahan
bukan thalaq atau perceraian.
c. Kaidah
َ
ْ
ِهِمَدِق يلَع ُكرتُي مْيِدَقلا
ُ
َ
“Apa yang ada sejak dahulu, dibiarkan atas kedahuluannya.”
Sesuatu yang bersifat qadim merupakan sesuatu yang asal
mulanya tidak diketahui secara pasti. Namun apabila
terjadi pertentangan antara suatu hal yang sudah terjadi
sejak lama dengan suatu hal yang sifatnya baru, maka hal
yang lama yang sudah berjalan itulah yang dapat dijadikan
acuan.
Berikut contoh-contoh dari kaidah tersebut:
1) Irigasi sawah. Seseorang yang melakukan irigasi sawah
dengan menggunakan pipa tanam dan melewati tanah
milik orang lain, maka pemilik tanah tidak berhak untuk
melarangnya meskipun tidak tahu asal muasalnya
karena hal itu sudah terjadi sejak lama.
2) Seseorang yang memiliki hak untuk melewati jalan yang
ada di depan rumah orang lain semenjak dulu, maka
pemilik rumah tidak berhak mencegahnya.
d. Kaidah
ْ
َ
ْ َ
َ
َلَو َّكَّشلا ُحرطأو َنْيِقَيلا ُلمْعَا يِنأ ر ارقلإا ِهْيلَع يِنْبأ ام ُلْصأ َ
َ ِ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
ةَبلَغلا ُلامْعِتْسإ ِ
َ
“Asalnya apa yang menjadi tumpuan iqrar ialah
sesungguhnya saya beramal dengan keyakinan, menolak
69