Page 84 - qowaid
P. 84

QAWA’ID FIQHIYYAH



                             kemudian,  maka  yang  dibenarkan  adalah  perkataan
                             penjual.
                          2) Berkaitan dengan utang piutang. Ahmad memiliki utang
                             kepada  Abu.  Ahmad  mengatakan  kepada  Abu  kalau
                             utangnya  tersebut  telah  dilunasi.  Akan  tetapi  Abu
                             menyangkalnya  karena  memang  Ahmad  benar-benar
                             belum melunasi utangnya. Dalam kasus ini perkara yang
                             meyakinkan adalah utang, sedangkan pelunasan utang
                             merupakan perkara yang masih meragukan. Oleh karena
                             itu perkataan Abu yang diakui dengan alasan berhutang
                             belum ada pelunasan.

                       h.  Kaidah
                                                       ْ َ
                                                 َ
                                                                                  َ
                                                                      ُ
                                              ِهِتاَقوأ ِبرقأ يلإ ِثِداحلاةَفاَضإ ُلْصلأا
                                                                   َ
                                                     َ
                                                          َ ِ
                                                                            ِ
                          “Hukum asal adalah penyandaran suatu peristiwa kepada
                          waktu yang lebih dekat kejadiannya”.

                          Apabila terjadi keraguan karena perbedaan waktu dalam
                          suatu  peristiwa,  maka  hukum  yang  ditetapkan  adalah
                          menurut  waktu  yang  paling  dekat  kepada  peristiwa
                          tersebut, karena waktu yang paling dekat yang menjadikan
                          peristiwa  itu  terjadi,  kecuali  ada  bukti  lain  yang
                          menyakinkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada waktu
                          yang lebih jauh.
                          Contoh-contoh dari kaidah cabang ini sebagai berikut:
                          1) Seorang suami memukul perut istrinya saat hamil. Suatu
                             hari  istri  tersebut  melahirkan  dengan  kondisi  yang
                             normal. Bayinya selamat dan hidup dalam jangka waktu
                             tertentu.  Namun  tidak  lama  kemudian,  bayi  itu
                             meninggal dunia. Dalam kasus ini mengacu pada kaidah
                             cabang di atas, seorang suami tidak dapat dituduh telah
                             membunuhnya karena kemungkinan bayi itu meninggal
                             dunia sebab faktor lain.
                          2)  Seorang  dokter  spesialis  bedah  berusaha  untuk
                             memisahkan  bayi  kembar  siam  melalui  operasi.
                             Operasinya  berjalan  lancar  dan  bayi  tersebut  berhasil
                             dipisahkan. Namun bebrapa hari kemudian, salah satu
                             dari kedua bayi kembar siam tersebut meninggal dunia.
                             Pada masalah ini, seorang dokter tidak dapat dituntut
                             bertanggungjawab  atas  kematian  salah  satu  dari  bayi


                                                   73
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89