Page 3 - 3. SKI_ MI_ KELAS_III_KSKK_2020_Kamimadrasah
P. 3
QRFM 2.2 Tujuan pembangunan berkelanjutan dan implementasinya baru-baru ini di Indonesia
12,4 The SDGs has been starting its footprint since 2012 through the United Nations conference on sustainable
development in Rio de Janeiro, which had then replaced the poverty alleviationmovement of
millenniumdevelopment goals ( UNDP, 2020 ).
InMarch 2015, the global agreement on climate change in Paris, France, and disaster risk reduction in Sendai,
Japan, had supported further the global notion of SDGs. In September
356 2015, the number of representatives from 193 countries, including Indonesia, had signed the document of “ Transforming
Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development ” dalam sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New
York, AS. Sejak Januari 2016, dokumen yang disebut SDGs itu berlaku. SDGs telah menetapkan 17 tujuan bersama
dengan 169 target yang secara ringkas bercita-cita untuk mengakhiri kemiskinan, mengejar kesetaraan dan melindungi
bumi (UNDP; Panuluh dan Fitri, 2015 ; Imaz dan Sheinbaum, 2017 ).
Di Indonesia, keluarnya peraturan administrasi Nomor 59 Tahun 2017 sudah menunjukkan sikap pemerintah ' Upaya
untuk menegakkan SDGs. Peraturan ini mengatur road map implementasi SDGs domestik dengan
menerjemahkannya ke dalam rencana pelaksanaan baik di tingkat nasional maupun daerah. Ada empat pilar
Indonesia ' Rencana pembangunan terintegrasi dengan SGD, yaitu kemajuan sosial, pembangunan ekonomi, kemajuan
lingkungan dan pembentukan hukum dan peraturan ( Afandi, 2017 ).
The recent global update of SDGs implementation can be best referred to the SDGs Index and
Dashboards Report of 2018 issued by Bertelsmann Stiftung and sustainable development solutions network.
The report used 20 indicators, which have been continuously improved since 2016, to assess the countries
performance in SDGs. There are
fi ve graphics as Figure 1 which depicts the recent trend of each SDG performed by each participating country.
The decreasing trend (;) shows that the score of a country is in the wrong direction. The
“ stagnation ” (!) depicts either the same score or an increase at a rate below 50 per cent. The
“ moderate increase ” (%) portrays the score of a growth rate above 50 per cent. The “ on- track ” (:) represents the
increasing score at the required standard. The fi gure (!) menjelaskan skor adalah level, dan tren tetap pada atau di atas
pencapaian SDGs berdasarkan indikator yang digunakan ( Sachs dkk., 2018 ).
Menurut laporan terbaru oleh Sachs dkk. ( 2018) , Indonesia berada di peringkat 99 dari 156
negara dalam indeks SDGs keseluruhan. Sebagai Gambar 2 menggambarkan, negara telah membuat “ di jalur ”
tren pada tujuan pengentasan kemiskinan (SDG 1), energi yang terjangkau dan bersih (SDG 7), pekerjaan yang layak dan
pertumbuhan ekonomi (SDG 8) dan industri, inovasi dan infrastruktur (SDG 9). Dalam tren
“ peningkatan sedang ", kinerja Indonesia adalah di nol kelaparan (SDG 2), kesehatan dan kesejahteraan yang baik (SDG 3), air
bersih dan sanitasi (SDG 6) dan perdamaian, keadilan dan institusi yang kuat (SDG 16). Dalam SDG 4 (pendidikan
berkualitas), SDG 5 (kesetaraan gender), SDG 11 (kota dan masyarakat berkelanjutan) dan SDG 14 (kehidupan di bawah air),
Indonesia telah “ tergenang ” trend. Meanwhile, in SDG 15 (life on land), Indonesia ’ s trend was “ decrease ”. In SDGs 11 and 12
(reduced
Figure 1.
Graphic of the SDGs trend

