Page 6 - Fixed_Laporan Observasi Konservasi_Kamojang_Neat
P. 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki kekayaan alam dengan sumber daya alam hayati yang
melimpah, meliputi berbagai macam jenis flora dan fauna yang unik dan beragam.
Indonesia memiliki posisi yang sangat istimewa dalam hal keanekaragaman hayati dan
menjadi salah satu negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi di dunia.
Keanekaragaman ini tercermin dalam jumlah spesies tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme yang mendiami pulau-pulau yang membentuk Indonesia. Potensi
kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia sangat besar karena memiliki nilai ekologi,
ekonomi, sosial, dan budaya yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Secara
ekologi, keberagaman hayati menyokong keseimbangan ekosistem, menjaga fungsi-
fungsi ekosistem seperti siklus air, penyediaan udara bersih, dan regenerasi tanah.
Kayanya potensi keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia juga diikuti dengan
ancaman kepunahan keanekaragaman hayati itu sendiri, maka pengelolaan sumber daya
alam harus dilakukan untuk mengatasi ancaman kepunahan.
Ancaman kepunahan disadari sebagai suatu hal yang wajar karena faktor
perubahan alam seperti perubahan iklim global, akan tetapi derajat kepunahan yang
melesat cepat bukanlah suatu hal yang dapat dianggap wajar. Penyebab utama kepunahan
tumbuhan dan satwa di antaranya adalah kehilangan, kerusakan, terfragmentasinya habitat
tempat hidup, pemanfaatan secara berlebihan, perburuan dan perdagangan ilegal. Selain
itu, hilang dan rusaknya habitat satwa disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia di
antaranya konversi hutan alam untuk perkebunan dan tanaman industri sebagai tuntutan
pembangunan, illegal logging dan kebakaran hutan. Perburuan dan perdagangan ilegal
satwa juga terus berlangsung untuk memenuhi permintaan pasar yang antara lain
digunakan sebagai peliharaan, dikonsumsi, atau untuk tujuan pengobatan tradisional
bahkan perdagangan spesies dilindungi termasuk bagian tubuhnya misalnya harimau,
orangutan, trenggiling, gading gajah, cula badak merupakan bisnis yang menguntungkan
yang melibatkan banyak pelaku, mulai dari pemburu, penampung, tukang offset
(taksidermi), hingga eksportir yang membentuk suatu mata rantai perdagangan tersendiri
(Setyowati et al., 2008). Ancaman-ancaman ini secara signifikan mengganggu
keberlangsungan dan kelestarian spesies-spesies endemik yang ada di Indonesia.
Pengelolaan sumber daya hayati perlu dilakukan untuk menghindari ancaman
kepunahan, salah satunya dengan upaya konservasi. Konservasi merupakan sebuah
6