Page 18 - Monitoring Isu nasional periode7-13 februari 2022
P. 18

Isu 2  Pupuk Subsidi Langka,
             Masalah Tata Kelola?


      (2/2) Guru Besar Fakultas Pertanian dan Direktur Inovasi, Korporasi Akademi dan
      Usaha  Universitas  Padjajaran  Tualar  Simarmata  mengatakan  problemnya
      sekarang di pemerintah bukan hanya soal tata kelola, tetapi juga soal kemampuan
      pemerintah  memenuhi  kebutuhan.  Hal  ini  diperparah  dengan  maraknya  mafia
      pupuk  karena  besarnya  perbedaan  harga  pupuk  subsidi  (HET:  Harga  Eceran
      Tertinggi) dibandingkan harga komersil.
      (2/2)  Ketua  Komisi  IV  DPR  RI  Sudin  mengungkapkan  ada  beberapa  temuan
      tentang data e-RDKK bermasalah yang dilaporkan oleh masyarakat kepada Komisi
      IV  DPR  RI  maupun  kepada  Ombudsman.  Selain  itu,  kata  dia,  juga  terdapat
      penyaluran  pupuk  bersubsidi  tidak  sesuai  mekanisme  penebusan  yang  telah
      ditetapkan. Menurut Sudin, ketidakakuratan data yang ada berdampak pada alokasi
      pupuk yang tidak tepat sasaran atau dapat terjadi penyimpangan. Kementan juga
      melakukan kajian ulang terhadap unsur hara tanah untuk mengetahui kebutuhan
      nutrisi  tanah  di  sentra  pertanian  di  Indonesia.  Hal  ini  penting  agar  tidak  terjadi
      pemborosan penggunaan pupuk tertentu dan dapat dialihkan pada daerah lainnya.
      (4/2) Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) merekomendasikan
      program pupuk subsidi ini diganti menjadi bantuan tunai yang disalurkan melalui
      Kartu  Tani  dan  dapat  dibelanjakan  pupuk  oleh  petani  sesuai  dengan  jenis  dan
      kebutuhan lahan pertanian masing-masing.
      Penelitian ini juga mengemukakan berbagai kendala mulai dari alokasi ketersediaan,
      penyaluran dan distribusi, serta penggunaan pupuk tidak seimbang dikombinasi
      oleh pupuk kimia.
      (4/2)  Sekjend  Kementan  Kasdi  Subagyono  mengungkapkan  hal  serupa  yakni
      minimnya unsur organik berdampak pada produktivitas.
      (6/2)  Direktur  Jenderal  Prasarana  dan  Sarana  Pertanian  Kementan  Ali  Jamil
      Kenaikan harga pupuk nonsubsidi yang terjadi saat ini menjadi pertimbangan bagi
      pemerintah untuk tidak menaikkan HET pupuk bersubsidi kendati harga bahan baku
      dan penolong masih mengalami gejolak karena masih impor. Menurutnya masalah
      pupuk  menjadi  tanggung  jawab  bersama.  Kementan  menghitung  alokasi  pupuk
      bersubsidi untuk petani yang berdasarkan kebutuhan para petani yang diusulkan
      melalui eRDKK. Untuk uang pengadaan pupuk subsidi menjadi tanggung jawab
      Kementerian  Keuangan,  sementara  distribusinya  menjadi  tanggung  jawab
      Kementerian BUMN melalui PT. PIHC.
      (6/2) SVP Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana memaparkan
      sejumlah  insiatif  dalam  pencegahan  penyimpangan  pupuk  antara  lain  dengan
      pemanfaatan digitalisasi dalam penyaluran pupuk guna memastikan pupuk sampai
      ke  level  kios  dan  petani  sesuai  aturan.  Saat  ini  perusahaannya  juga  sedang
      mengembangkan  sistem  digital  penyaluran  yang  disebut  Retail  Management
      System (RMS) yang dapat mempermudah kios dalam proses penjualan maupun
      penyaluran  pupuk  subsidi,  termasuk  mengidentifikasi  petani-petani  yang
      melakukan pembelian.



                          16
   13   14   15   16   17   18   19   20   21