Page 19 - Monitoring Isu nasional periode7-13 februari 2022
P. 19

(6/2)  Ketua  Umum  Dewan  Pimpinan  Nasional  Asosiasi  Petani  Tebu  Rakyat
      Indonesia (DPN APTRI) Soemitro Samadikoen menjelaskan bahwa pupuk palsu
      telah marak dijual dengan harga lebih murah.
      (7/2) Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, kebutuhan pupuk
      subsidi  di  kalangan  petani  setiap  tahunnya  terus  bertambah.  Anggaran  pupuk
      bersubsidi  hanya  sekitar  40%  dari  kebutuhan  petani,  sehingga  tidak  dapat
      memenuhi kebutuhan sebagaimana diharapkan petani.
      (7/2) Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono berpendapat bahwa selama ini tata
      niaga pupuk memang kacau. Berawal dari elektronik Rencana Definitif Kebutuhan
      Kelompok (e-RDKK) 2020 yang jumlahnya bisa 2,5 kali lipat dari yang disiapkan
      Pemerintah, sehingga pada akhirnya petani yang berhak justeru tidak mendapatkan
      pupuk. Titik kelemahannya berawal dari data. Kemudian oknum-oknum dari mulai
      agen sampai distributor yang akhirnya menyalurkan pupuk tidak berdasar pada
      data yang ada.
      Dia mengatakan, dalam aspek pengawasan, tidak bisa dilakukan oleh satu instansi
      pemerintah  saja.  Pengawasan  memerlukan  satuan  tugas  khusus  yang  dibentuk
      secara bersama-sama dengan menggabungkan berbagai instansi terkait. Dengan
      pembentukan Satgas ini, maka supply chain (rantai pasok) bisa bener-benar tepat
      sasaran.



























                          17
   14   15   16   17   18   19   20   21