Page 123 - THAGA 2024
P. 123
Nada suaranya mulai dipelankan dan melembut.
“Cerita indah seperti itu hanya ada di novel, Ka. Fiksi,”
sanggahku memasang ekspresi dingin.
“Aku sudah menemukan orang yang tepat. Orang yang
selama ini aku cari, Al. Aku sudah mematikan akal dan gunain
hati buat menerimamu. Apa masih kurang?”
“Kamu sudah tau, kan kenapa? Aku begini juga untuk
menjaga dirimu. Kamu kira aku gak ngerasain yang kamu rasain?
Tiga puluh tahun aku hidup bertahan sendiri untuk menantikan
kedatangan orang yang aku cari. Lalu saat aku menemukan
orang itu, tiba-tiba orang itu menghilang. Kamu bisa bayangin
bagaimana panjangnya luka penantian dibanding kebahagiaan
seumur jagung kala menemukan kamu.” Inka memasang mimik
serius dengan tatapan menuju duka.
“Kenapa ya Al kita bertemu di saat yang gak tepat? Tapi hal
itu terkadang memang gak harus datang tepat pada waktunya,
kan, Al? Kamu tau itu, kan?”
“Kita semua kalah sama takdir Tuhan, Ka. Kita sama-sama
belum tau apa maunya Tuhan atas semua ini. Yang sekarang
aku coba belajar pahami adalah Tuhan gak akan pernah keliru
dalam menggiring manusia ke dalam garis takdir terbaiknya.
Yang penting disyukuri dan dinikmati saja semua ini. Kamu juga
pasti paham, kan, tiap pertemuan itu kalo gak bawa kenangan,
ya, bawa pelajaran. Percaya sama Tuhan. Siang saja bisa diubah
jadi malam, apalagi cuman merubah ibumu jadi mertuaku.” Al
mengubah nada bicaranya menjadi sedikit tengil bermaksud
canda. Namun, tiada tawa keluar dari keduanya.
“Ya aku tau, jika apa pun yang akan menjadi takdirku, akan
mencari jalannya sendiri untuk menemukan.” Nada suaranya
mulai meninggi. Aku bener-bener benci sama yang ngelakuin
THAGA 115
GALGARA