Page 18 - THAGA 2024
P. 18
takjub dengan lansekap pegunungan yang menghampar hijau
dengan lembah-lembahnya yang memantulkan kilauan cahaya
keemasan. Bentangan langitnya begitu cerah dan dekat.
Terkadang mendadak mendung dan menurunkan rintik hujan
yang membuat hawa terasa lembab. Jantung kotanya berdetak
tenang dengan warna-warni ceria pada tiap sudutnya. Kicauan
burung masih lebih banyak terdengar daripada deru lalu lalang
kendaraan. Semua ini bagaikan lukisan karya maestro yang
catnya masih basah. Kota ini punya karakter sendiri dan aku
menyukainya.
Begitu pun roda kehidupan di sini yang berjalan seimbang
dengan kenyamanan penduduknya yang ramah. Sepagi ini,
banyak orang berkumpul. Adatnya kenal atau tidak, mereka
saling bersalaman dan menyapa. Bercerita dan saling tukar
berita apa saja.
“Kak Gal?” Terdengar panggilan suara sopran liris, yaitu
suara ringan dan manis.
Di hadapanku berdiri sesosok gadis lencir kuning,
berperawakan ramping dan berkulit kuning langsat. Gadis
seperti ini yang bisa membuat pemuda malas bekerja keras.
Selain itu, pesonanya mampu membuat lelaki beristri dua masih
saja menyelewengkan jatah anggaran rumah tangga.
“Ya?” balasku dengan senyum hangat. Yah, manggilnya
Kak bukan Mas, alamat gadis manja, tapisuaranya sopan
ditelinga, diriku bersenandika.
Kedua mataku spontan melakukan pemindaian diam-diam
dari atas ke bawah. Rambutnya lurus berwarna dark brown
digelung sebahu. Setelan kaos hitam slim fit off shoulder pada
bagian tubuh atas, dipadu skinny jeans biru laut pada bagian
tubuh bawah. Itu sangat memprovokasi setiap pasang mata
10 THAGA
GALGARA