Page 33 - Buku Jejak Imam Utomo
P. 33

subuh ia berjalan  kaki menuju  masjid  untuk  militernya yang panjang menjadikannya
            salat  berjamaah.  (Belakangan  ia  diantar  –  seorang ksatria yang mengabdi kepada negara
            jemput menggunakan sepeda motor).                    dengan profesionalisme tinggi. Sebagai seorang
                                                                 jenderal militer Imam Utomo menunjukkan

                                                                 kualitas seorang ksatria Jawa yang sempurna,
                                                                 menjalankan tugas dengan menjunjung tinggi
                                                                 Sapta Marga sebagai bagian dari sumpah
                                                                 prajurit dan kewajiban seorang kstaria untuk

                                                                 melaksanakan dharma.
                                                                        Dari jabatan militer, Imam  Utomo
                                                                 kemudian        menjadi      gubernur       yang
                                                                 membawanya menjadi  seorang  pemimpin,

                                                                 seorang prabu, di keprabon Jawa Timur. Selama
                                                                 10  tahun  memimpin  Imam  Utomo  menjadi
                                                                 pengayom bagi semua kekuatan sosial-politik
                                                                 yang  ada  di  Jawa  Timur.  Pengayoman  itulah

                    Setiap Sabtu dan Minggu subuh Masjid  yang menjadikan Jawa Timur selalu tenang
            Nurul Iman  lebih ramai  dibanding hari-hari  melewati masa-masa  yang penuh gejolak di
            kerja. Setelah jamaah subuh acara dilanjutkan  masa krisis moneter yang butuh penanganan
            dengan  tausiah.  Imam  Utomo  adalah  jamaah  sistematis.

            yang selalu serius dan menekuni ucapan                      Imam  Utomo  tidak banyak bicara,
            ustad  yang  berada  di  depan.  Setelah  tausiah  karena dia tahu bahwa seorang pemimpin
            dilanjutkan dengan sarapan pagi bersama. Saat  punya idu geni, ludah api yang bisa mematikan.
            itulah Imam Utomo duduk lesehan di teras  Karena itu seorang pemimpin tidak boleh

            masjid bersama jamaah menikmati sarapan  berbicara  sembarangan.  Imam  Utomo  lebih
            dengan menu sederhana, menikmati kopi dan  suka mendengarkan  daripada mendominasi
            jajanan.                                             pembicaraan.      Manusia      secara     kodrati
                    Imam  Utomo  menjalani  masa  purna  diciptakan dengan dua telinga dan satu mulut.

            tugas  dengan  sikap  sumeleh.  Ia  sudah  Itu artinya, manusia seharusnya mendengarkan
            menjalani  seluruh  episode  hidupnya.  Karir  dua  kali  lebih  banyak  ketimbang  berbicara.
   28   29   30   31   32   33   34   35   36