Page 30 - Buku Jejak Imam Utomo
P. 30
ENDAKWAH kondang Ustadz Abdul Shomad (UAS) terkenal dengan
ceramahnya yang menarik dan sering diwarnai anekdot lucu. Suatu ketika
P UAS memberi ceramah di Masjid Nurul Iman, Margorejo Indah, Surabaya.
Sebelum ceramah, UAS menjadi imam salat subuh, lalu kemudian dilanjutkan
dengan tausiah.
Mengawali tausiyahnya UAS mengatakan bahwa pagi ini ia mendapat
berkah sekaligus pengalaman yang luar biasa. Biasanya imam itu ada di depan,
tetapi pagi ini ada imam yang berada di belakang. “Dialah Imam Utomo,” tutur
sang ustad kondang ini sambil tersenyum menatap Imam Utomo yang sedang
tekun bersila menyimak ceramah sang ustad. Hadirin tertawa mendengar kelakar
UAS.
UAS menambahkan, imam yang satu ini bukan imam sembarangan.
Dia adalah ‘’imam utomo’’, imam yang utama, seorang pemimpin utama, yang
sudah menunjukkan kepemimpinannya di provinsi Jawa Timur selama menjadi
gubernur. Sekarang, setelah Imam Utomo tidak lagi menjadi gubernur, dia tetap
menjadi pemimpin yang utama dengan mengabdikan dirinya bagi kepentingan
umat, melalui perannya sebagai ketua Dewan Pembina Masjid Nurul Iman.
Masjid Nurul Iman dibangun tak jauh rumah Pak Imam Utomo. Kira-kira
jaraknya sekitar 100 meter. Setelah purna tugas dari jabatan sebagai Gubernur Jawa
Timur, Masjid Nurul Iman seolah menjadi padepokan tempat orang berkumpul,
beribadah, dan mencari tambahan ilmu agama. Di ‘’Padepokan Nurul Iman’’ itu
Pak Imam seolah didapuk sebagai pandito, sesepuh yang dimintai nasihat oleh
berbagai orang dari berbagai kalangan.
Pada 2008, Imam Utomo pensiun dari jabatannya sebagai gubenur.
Lengser keprabon, madheg pandito, berhenti dari jabatan kekuasaan dan menjadi
sosok pandito, sesepuh yang mengayomi dan mengajarkan kebijakan kepada
orang-orang di sekitarnya. Pak Imam membangun Masjid Nurul Iman pada 2002
dan kemudian menjadikannya sebagai padepokan tempat dia memfokuskan diri
untuk beribadah dan berbaur dengan masyarakat.