Page 27 - Buku Jejak Imam Utomo
P. 27
Meski demikian, ayah dua putra Kecintaan Imam Utomo pada kehidupan
dan dua putri (Andrianingrum, Agusanto pedesaan tersebut diwujudkannya dengan
B, Trisniartami dan Tantuko Adi), ini tetap merawat sebuah perkebunan di Desa Ngembal,
saja memiliki karakter seperti umumnya Pasuruan. Banyak temannya sering diajaknya
masyarakat Jatim yakni keterbukaan. Ia menikmati hasil bumi dan buah-buahan
bersikap terbuka kepada siapapun. Demikian di perkebuban tersebut. Sebelum pandemi
juga ia mengharap sikap serupa dari orang menyerang dunia, Agro Wisata Bhakti Alam ini
lain. Karena itu ia bisa mengritik orang lain dan menjadi jujukan wisatawan domestik maupun
tentu saja juga bawahannya tetapi ia tak alergi asing. Bahkan waktu itu duren terlezat ada di
terhadap kritik. “Ini lebih saya sukai sehingga perkebunan yang dibangun Imam Utomo sejak
persoalan bisa diselesaikan dengan lebih baik, masih jadi perwira menengah.
lebih terbuka,” katanya. Pada 2008 setelah memimpin Jawa
Kepemimpinan Imam Utomo yang Timur selama 10 tahun, Imam Utomo
mengutamakan silaturahmi dan keterbukaan meletakkan jabatannya dan menyerahkannya
tersebut membawanya dipercaya menjadi kepada pemimpin baru Gubernur Dr Soekarwo
Ketua Palang Merah (PMI) Jawa Timur setelah (didampingi Wakil Gubernur Saifullah Yusuf)
tidak menjadi Gubernur. Dengan posisinya itu yang terpilih secara langsung dalam Pilkada.
Imam Utomo dapat tetap berdekatan dengan Di manakah tempat Imam Utomo
masyarakat Jawa Timur. Bantuan-bantuan dari dalam sejarah provinsi ini? Jawabnya tentu
PMI harus tersalurkan dengan cepat. ada di masing-masing hati rakyat daerah ini.
Kesederhanaan Imam Utomo itu Tetapi Imam Utomo setidaknya bisa menjalani
rupanya sudah dibawanya sejak kecil di Dusun pensiun dengan tenang dan tanpa beban.
Ngepeh, Desa Rejoagung, Ngoro, Jombang. “Pasalnya, ia sudah dikenal sebagai sosok
Widjono Suparno, salah satu adiknya, Gubernur pekerja keras dan selalu bersungguh-
mengatakan, kakaknya tersebut waktu kecil sungguh dalam menjalankan tugasnya,” kata
terbiasa bermain di sawah dan sungai kecil. seorang pimpinan DPRD Jawa Timur. (*)
“Kalau ada lori pengangkut tebu ya ramai-
ramai dengan teman-temannya bisa menikmati Djoko Pitono Hadiputro: Veteran Jurnalis, editor
tebu tersebut. Kan memang dekat pabrik gula,” buku di JPBooks, Jawa Pos.
kata mantan Wakil Bupati Jombang tersebut.