Page 19 - Tan Malaka - Menuju Republik Indonesia by Tan Malaka (z-lib.org)_Neat
P. 19

untuk menghubungkan pertama-tama modal Inggris dengan modal
               nasional, kemudian menghubungi jurang yang curam antara politik
               imperialisme  dan  politik  nasional.  Tetapi  politik  imperialisme
               Belanda sejak semula ditujukkan pada penghancuran industri kecil
               dan perdagangan kecil nasional teristimewa di Jawa. Penghancuran
               itu dapat terlaksana, jika orang yakin, dapat mempergunakan modal
               Tionghoa  sebagai  alat  untuk  memisahkan  rakyat  Indonesia  dari
               rakyat  Belanda.  Semua  industri  milik  suku  Jawa  mati  tak  lama
               sesudah  imperialisme  Belanda  mulai  masuk.  Dengan  matinya
               industri  suku  Jawa  itu  mati  jugalah  kerajinan  dan  inisiatif  suku
               Jawa,  yang  mempunyai  kemampuan  yang  diperlukan  untuk
               membangun industri nasional modern yang berdasar persaingan dan
               hak  milik  perseorangan.  Karenanya  imperialisme  Belanda  pada
               masa     ini    dengan     sungguh-sungguh        tidak    mengharapkan
               mendapatkan  titik  pertemuan  untuk  suatu  kompromi  ekonomi
               dengan  orang-orang  Indonesia.  Berhubung  dengan  itu  suatu
               kompromi dalam politik akan merupakan sesuatu yang tidak tegas.
               Menambah jumlah anggota Volksraad dengan dua atau tiga orang
               Indonesia  lagi,  atau  memberikan  konsensi  politik  lebih  banyak
               kepada orang Indonesia akan hanya berarti satu tetes air saja diatas
               besi  yang  membara.  Memang  teranglah,  bahwa  krisis  Indonesia
               bukannya  hanya  krisis  politik,  seperti  di  Mesir,  India-Inggris  dan
               Filipina,  akan  tetapi  juga  terutama  adalah  krisis  ekonomi.  Krisis
               ekonomi ini tak akan dapat disembuhkan dalam beberapa tahun.

               Pun  seandainya  dokter  Morgan  berkehendak  menyembuhkan
               imperialisme Belanda dengan memberi pinjaman uang kepadanya,
               akan     masih     ada    pertanyaan,     apakah     ia   akan     mampu
               membangkitkannya dari tempat tidurnya. Indonesia bukan Austria,
               Polandia  atau  Jerman,  di  mana  Morgan  telah  menunjukkan  daya
               sembuhnya  yang  mengagumkan.  Negeri-negeri  Eropa  tersebut
               hanya  membutuhkan  modal.  Tetapi  pabrik-pabrik,  mesin-mesin,
               buruh  ahli  dan  tidak  ahli  sangat  cukup  adanya.  Indonesia  yang
               mempunyai  penduduk  yang  tahun  baca-tulis  5-6  %  saja,  yang
               selama  ratusan  tahun  ditindas  dan  dihisap,  dan  kepentingan-
               kepentingan sosial penduduk tidak diperhatikan sama sekali., tentu
               tak  akan  mungkin  menciptakan  tenaga-tenaga  teknis  yang  cakap
               dalam beberapa tahun yang diperlukan untuk membangun industri-


                                                   16
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24