Page 33 - MODUL
P. 33
dalam perencanaan rekayasa sipil dan untuk membuat peta
topografi dalam skala besar.
b) Metode fotogrametri, wilayah yang dipetakan dalam metode
ini dilakukan dengan cara pengukuran tidak langsung.
Pemetaan wilayah diterapkan dengan menggunakan teknik
pemotretan dai udara, kemudian hasil fotonya harus
ditransformasi dengan alat sterioplotter karena hasilnya
berupa citra foto. Umumnya metode ini diterapkan untuk
pemetaan wilayah dengan cakupan yang luas dan dihasilkan
dalam bentuk skala kecil.
c) Metode penginderaan jauh, merupakan metode pengukuran
yang saat ini dianggap paling cepat dan cukup ekonomis
untuk pengukuran wilayah yang luas. Metode ini prinsipnya
hampir sama dengan metode fotogrametri karena
pengukurannya dilakukan secara tidak langsung. Perbedaan
metode ini dengan metode fotogrametri ialah hasil
pengukuran dari metode penginderaan jauh ini lebih up to
date. Dalam pengambilan data, metode ini menggunakan
wahana satelit ruang angkasa yang lengkap dengan sensor.
Hasil pengukuran metode ini berupa citra satelit.
Beberapa bagian dari ketiga metode tersebut seringkali
digabung terutama untuk pengukuran metode teristris yang
selalu diterapkan untuk dua metode yang lainnya dalam
penentuan titik kontrol dan pemeriksaan di lapangan.
Pengukuran untuk pembuatan peta dengan metode terestris
meliputi pengukuran kerangka peta atau biasanya digunakan
untuk pengukuran poligon dan pengukuran isi peta atau biasa
disebut dengan pengukuran detail situasi.
Langkah-langkah pengukuran dengan metode terestris
secara garis besar adalah sebagai berikut:
a) Persiapan peralatan, perlengkapan, dan personil.
18