Page 43 - X-PAK-dikonversi
P. 43
PERTEMUAN X
BAB VIII. HIDUP DALAM KESETIAAN
Sekolah : SMA Negeri 7 Kupang KD : 1.1; 2.1; 3.1 dan 4.1
Mata pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Alokasi Waktu : 10 Minggu x 3 JP 45 Menit
dan BP
Kelas/Semester : X / Ganjil Materi Pokok : Mengasihi Dan Menghasilkan
Perubahan
Kompetensi Dasar
1.1 . Mensyukuri karunia Allah bagi dirinya yang terus bertumbuh sebagai pribadi dewasa
2.1 . Mengembangkan perilaku sebagai pribadi yang terus bertumbuh menjadi dewasa
3.1 . Menganalisis ciri-ciri pribadi yang terus bertumbuh menjadi dewasa
4.1 . Membuat karya yang berkaitan dengan ciri-ciri pribadi yang terus bertumbuh menjadi
dewasa
REFERENSI ALKITAB : Kejadian 29:13-28; Mazmur 85:8-14; Matius 28:18-20; Yoh 3:16
Kesetiaan adalah satu cirri yang paling penting dari cinta kasih. Orang tidak bisa mengatakan
bahwa ia mencintai sseorang apabila ia tidak menunjukkan kesetiaannya. Pengertia kasih dalam
bahasa Ibrani yaitu Khesed. Kata khesed tidak saja mengandung arti “Cinta” atau “Kasih”
melainkan lebih dalam lagi yaitu kesetiaan.
Kasih tampa kesetiaan bukanlah kasih yang sebenarnya. Mengasihi berarti setia mendampingi
dalam keadaan yang paling berat sekalipun. Dalam Alkitab kita sering menemukan gambaran
tentang hubungan Allah dengan Israel sebagai hubungan antara suami istri. Ketika nabi Hosea di
suruh Allah menikah dengan Gomer (Hosea 1:2) yang kemudian menghianatinya dengan menjadi
pelacur. Itu aalah sebuah gambaran yang menyakitkan yang Allah ingin berikan kepada bangsa
Israel yang di gambarkan telah melacurkan diri kepada nabi-nabi Baal ddan menghianati Allah.
Hubungan antara suami dan istri dalam hubungan ini jelas harus Nampak kehadiran kesetiaan di
antara keduanya.
Ada kesaksian yang luar biasa yang di buat oleh Thomas Chisholm tentang kehidupannya hari
lepas hari bersama Yesus. Pdt. Chisholm selalu percaya bahwa Bapanya yang di sorga terus
memelihara dan menyediakan segala kebutuhannya sehari-hari. Sebelum ia meninggal dunia pada
tahun 1960, ia menulis kesaksian pribadinya yang luar biasa ini:
“Penghasilanku tidak pernah besar karena kesehatanku yang buruk pada usia mudaku, yang
akibatnya terus mengikuti aku sampai sekarang. Tapi aku tidak boleh gagal mencatat
kesetiaan Allah yang memelihara perjanjian-Nya dengan orang percaya, yang tidak pernah
gagal dan bahwa ia telah menunjukkan berulang kali cara-Nya yang luar biasa dalam
memelihara hidupku, yang telah membuat aku sungguh amat bersyukur.”
Kisah Hachiko
Di sebuah stasion kereta api di Shibuya, Jepang berdiri sebuah patung perunggu seekor anjing
yang bernama Hachiko, patung itu di dirikan pada tahun 1934. Namun hancur di masa perang
dunia ke II pada tahun 1948. Patung yang kedua di dirikan dan hingga sekarang patung itu sangat
terkenal di kalangan masyarakat Jepang, patung ini di dirikan di tempat yang sama yang menjadi