Page 41 - X-PAK-dikonversi
P. 41

Yerusalem untuk beribadah, rupanya meskipun ia seorang asing, sida-sida ini adalah seorang yang
               tergolong “orang yang takut akan Allah,”  yaitu sebutan untuk mereka yang tidak bisa atau
               Belum bisa sepenuhnya menjadi Yahudi karena belum dapat menjalankan semua perintah agama
               itu dan belum termasuk bagian dari umat Allah.  Malaikat Tuhan memerintahkan Filipus untuk
               pergi ke Gaza, Filipus di perintahkan Allah untuk mendekati kereta yang di tumpangi sida-sida
               itu, sida-sida itu rupanya sedang asyik membaca surat bagian dari kitab Yesaya, namun ia tidak
               memahami apa artinya.  Ketika Filipus menanyakannya ia menjawab. “Bagaimana mungkin aku
               mengerti karena tidak ada orang yang menjelaskannya bagiku?” Kisah 8:32-33; Yesaya 53:7-8.
               Lalu Filipus menjelaskan bahwa yang di nubuatkan oleh Yesaya itulah Yesus yang di salibkan
               setelah mendengar penjelasan Filipus sida-sida itu pun minta agar ia di baptiskan.
                       Sikap Yesu terhadap orang-orang yang marjinal justru bertolak belakang dengan hukum-
               hukum Taurat Israel Yesus lebih mencerminkan keterbukaan Allah seperti yang di gambarkan
               dalam kitab Yesaya. Misalnya Tuhan Yesus pun di kecam oleh para ahli Taurat dan orang Farisi
               karena Ia menyembuhkan orang yang sakit pada hari sabat yang di anggap sebagai pelanggaran
               terhadap  hukum  Taurat,  mereka  justru  tidak  segan-segan  menyelamatkan  lembu  mereka  yang
               terperosok kedalam sumur, meskipun pada hari sabat Lukas 14:2-5.
               Kita harus melakukan perbuatan baik, Yesus tidak mau menunggu sampai sabat berlalu, Ia akan
               segera menyembuhkan orang yang sakit itu, karena ia tahu orang itu membutuhkannya.
               Dalam Markus 2:27 Tuhan Yesus berkata kepada orang banyak itu “Hari sabat di adakan untuk
               manusia dan bukan manusia untuk hari sabat”.
               Terhadap  orang  kusta  Yesus  tidak  segan-segan  menyentuhnya  dan  menyembuhkannya.
               Perempuan yang mengalami perdarahan selama 12 tahun, yang menurut hukum Taurat harus di
               anggap najis, dibiarkan menjamahNya dan perempuan itu menjadi sembuh.    Tuhan Yesu tidak
               segan-segan menghampiri orang-orang yang tersingkirkan oleh masyarakatnya, kaum marjinal,
               komunitas yang Tuhan inginkan adalah komunitas yang inklusif, terbuka bagi setiap orang apapun
               latar belakang ras, etnis,social bahkan juga kondisi fisiknya.  Kedekatan Yesus kepada perempuan
               Samaria dan perempuan Kanaan, keduanya bukan orang Yahudi dan kepada sida-sida Etiopia dan
               terbuka kepada semua orang.
               Galatia 3:26-29 di katakan:


                      26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus
                    27  karena kamu semua, yang di baptis dalam Kristus telah mengenakan Kristus. 28  Dalam
                    hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak
                    ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Yesus Kristus.
                    29   Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan
                    berhak menerima janji Allah.
               Keterbukaan yang di gambarkan Paulus di atas tidak mungkin bisa terjadi bila Roh Kudus tetap
               membelenggu kita. Ketika Allah melalui RohNya yang kudus membebaskan kita dari belenggu
               Taurat Gal 5:18 maka kita akan menjadi bebas.
                      Para  Reformator  di  abad  pertengahan  mempunyai  semboyan,  Eclesia  reformata,  ecclesia
               simper reformanda artinya gereja yang telah di perbaharui harus terus menerus memperbaharui
               dirinya.  Tidak cukup pembahruan yang terjadi sekali dimasa Peter Waldo, Jan Hus, Martin Luther
               atau Yohanes Calvin. Pembaharuan harus terus menerus terjadi karena
               gereja harus terus terjadi, berubah menjadi lebih baik ddan berusaha menjawab tantangan baru di
               dalam masyarakat.
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46