Page 18 - Perjuangan Pondok Pesantren Lirboyo Dalam Peristiwa 10 November 1945 Terbaru
P. 18
Foto 4. Keluarga KH. Abdul Karim berfoto bersama di halaman rumah sehari
setelah wafatnya Nyai Khodijah (Nyai Dlomroh) tanggal 17 Mei 1960.
(Sumber : Bahtiar dkk, 2018: 36)
Setelah satu tahun, rumah tangga Kiai Manab kian bertambah
mesra dan hangat dengan kehadiran putri pertama beliau yang diberi
nama Hannah pada tahun 1909 M. Hanya saja ada satu yang belum
terlengkapi yakni rumah sebagai tempat tinggal. Bagi Kiai
Manab, masalah ini beliau serahkan setulusnya kepada Tuhan Yang
Kuasa, tawwakal. Kepasrahan inilah yang akhirnya membuahkan
sesuatu yang jauh lebih bermakna. Bukan hanya tempat tinggal yang
beliau peroleh, tapi juga “ladang nan subur” untuk menumbuhkan
benih-benih keilmuannya, yakni Lirboyo. Semua bermula dari Kiai
Sholeh yang sering lewat Desa Lirboyo jika hendak pergi ke sawahnya
di daerah Semen, Kediri.
KH. Abdul Karim mempunyai delapan keturunan. Enam perempuan
dan dua laki-laki. Kedua keturunan laki-laki ini meninggal sejak masih
muda. Kedelapan putri beliau adalah :
1. Nyai Hannah menikah dengan KH. Abdullah.
2. Nawawi (meninggal dunia saat menimba ilmu di Makkah).
3. Nyai Hj. Salamah menikah dengan KH. Manshur Anwar.
4. Abdullah (meninggal sewaktu masih muda).
5. Nyai Hj. Aisyah menikah dengan KH. Jauhari.