Page 45 - A_SINNERS_LAST_STEP
P. 45

Ameria (penuh penyesalan):

           Menghela napas dalam-dalam, tatapannya menatap ke depan, tidak lagi hanya menunduk "Selama
           ini, aku merasa penyesalan adalah akhir dari segalanya. Tapi mungkin... Penyesalan itu hanyalah

           awal. Aku ingin berdamai dengan semua yang telah terjadi. Bukan untuk melupakannya, tetapi
           menjadikannya pelajaran, dan melangkah maju."


           Koktayla (attention):

            Holding Ameria's hand gently, her smile full of warmth"That's your first step, Ameria—
           accept that we can't change the past, but we can choose what we do from now on. I believe

           we all have the opportunity to live a better life."

           (The past is a place of reference, not a place of residence.")


           Koktayla (perhatian):
           Memegang tangan Ameria dengan lembut, senyumnya penuh kehangatan "Itu langkah

           pertamamu, Ameria—terimalah bahwa kita tidak dapat mengubah masa lalu, tetapi kita dapat

           memilih apa yang kita lakukan mulai sekarang. Aku percaya kita semua memiliki kesempatan
           untuk menjalani kehidupan yang lebih baik."


           ( Masa lalu adalah tempat referensi, bukan tempat tinggal. )


           Morgan (wise):
            His voice was soft, understanding, looking at them all with eyes full of confidence"Regret is

           part of human beings. But what sets us apart is what we do with that regret. Do we continue
           to get stuck in it, or do we make it a force to move forward. Nothing is perfect, but we can

           choose to be better."

           Morgan (bijak):

           Suaranya lembut, penuh pengertian, menatap mereka semua dengan mata penuh percaya diri
           "Penyesalan adalah bagian dari manusia. Namun, yang membedakan kita adalah apa yang kita

           lakukan dengan penyesalan itu. Apakah kita terus terjebak di dalamnya, atau apakah kita

           menjadikannya sebagai kekuatan untuk terus maju. Tidak ada yang sempurna, tetapi kita dapat
           memilih untuk menjadi lebih baik."


           Whizki (closed):
            His voice was quiet, as if he was talking more to himself, but there was honesty in

           him"Maybe I've been hiding behind guilt for too long. Maybe it's time for me to stop

           running and start confronting everything. I don't know how, but I'm willing to try."


           45 | P a g e
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50