Page 41 - A_SINNERS_LAST_STEP
P. 41

*(The atmosphere was silent for a moment. The loud music and swirling lights felt like a

           stark contrast to their conversation. Slowly, they begin to realize that even though they are
           together, each of them is facing their own darkness.)*


           *Morgan (bijaksana):*

           Melihat Whizki, suaranya tegas namun penuh pengertian


           "Tidak  ada  yang  ditakdirkan  untuk  tersesat  selamanya,  Whizki.  Namun  kenyataannya...  Kita

           memilih jalan kita sendiri. Dan malam ini, kita memilih untuk tersesat lagi."

           *(Suasana hening sejenak. Musik yang keras dan lampu yang berkelap-kelip terasa sangat kontras

           dengan  percakapan  mereka.  Lambat  laun,  mereka  mulai  menyadari  bahwa  meskipun  mereka
           bersama, masing-masing dari mereka menghadapi kegelapan mereka sendiri.)*


           *Ameria (full of regret):*


           His voice was weaker, almost like a whisper

           "I'm tired... tired of feeling guilty, but also tired of fighting to change."


           *Ameria (penuh penyesalan):*

           Suaranya lebih lemah, hampir seperti bisikan.


           "Saya lelah... lelah merasa bersalah, tetapi juga lelah berjuang untuk berubah."


           *Koktayla (attention):*

           Smiling faintly, even though his eyes look sad


           "We're all tired, America. But maybe one day we will find a way out. Maybe tonight isn't the
           time, but... we are not alone."


           *Koktayla (perhatian):*

           Tersenyum tipis, meski matanya terlihat sedih


           "Kita semua lelah, Amerika. Namun mungkin suatu hari nanti kita akan menemukan jalan keluar.
           Mungkin malam ini bukan saatnya, tetapi... kita tidak sendirian."


           *Whizki (closed):*


           Looking at Ameria coldly, yet there is a hint of tenderness hidden




           41 | P a g e
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46