Page 62 - E-Modul Perancangan Perkerasan Jalan_Editted
P. 62
e. Desain Pondasi Perkerasan Lentur
Desain pondasi jalan merupakan desain perbaikan tanah dasar, lapis
penopang (untuk tanah lunak), micropilling (cerucuk), drainase vertikal, pra-
pembebanan dan perawatan lainnya yang dibutuhkan sebagai daya dukung struktur
perkerasan lentur dan kaku, naik untuk kondisi umum tanah di Indonesia maupun
tanah lainnya ( Direktorat Jenderal Binamarga, 2024). Faktor utama utama dalam
desain perkerasan adalah lalu lintas, tanah dasar, dan permeabilitas. Selain itu, jika
perkerasan dibangun di kawasan permukaan tanah yang memiliki perlakuan
khusus, seperti tanah ekspansif, gambut, dan tanah lunak diperlukan analisis untuk
menghasilkan perkerasan dengan kinerja yang diharapkan.
Tanah Dasar Normal merupakan tanah dasar yang mempunyai nilai CBR in-situ
lebih besar dari 2,5%, termasuk pada daerah timbunan, halian dan permukaan tanah
asli.
Tanah Lunak didefinisikan sebagai tanah terkonsolidasi normal atau sedikit
terkonsolidas. Biasanya terdiri dari tanah lempung atau lempung kelanauan,
memiliki CBR kurang dari 2,5%, kekuatan geser (cu) kurang dari 7,5 kPa, dan
biasanya memiliki IP > 25.
Gambut Pondasi pada kawasan gambut harus memenuhi persyaratan yang
diperlukan untuk penyelidikan geoteknik dan analisis yang meliputi waktu pra-
pembebanan, nilai CBR efektif dan penurunan pada permukaan lapis penopang.
Timbunan percobaan (trial embankment) harus dibuat di daerah yang tidak
memiliki referensi jalan yang sudah ada di atas lahan gambut. Timbunan percobaan
harus dipantau untuk memverikasi stabilitas, waktu pra-pembebanan dan data
lainnya.
Tanah Aluival Kering pada umumya memeiliki nilai CBR sangat rendah yakni
< 2%di bawah lapsi permukaan yang relatif kera. Kedalam lapisan tersebut berkisar
antara 400-600 mm. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasu kondisi
tersebut adalah DCP ( Dynamic Cone Penetration).
E-Modul Perancangan Perkerasan Jalan ⃒ 53