Page 68 - Dokumen-Modul-Novanda ardiansyah (1)
P. 68
cerita memiliki perbedaan, berita hanya memberikan wawasan
sedangkan cerita membentuk kesadaran.
Di era bercerita, remaja hanya diarahkan untuk menyakini sesuatu. Di
era ini keyakinan mengalahkan kebenaran, data dikalahkan drama,
urusan publik harus dipersonalisasi agar menarik perhatian. Misalnya
dapat dilihat bahwa masyarakatlebih tergerak saat melihat cerita
menyedihkan terkait perjuangan seorang lansia yang masih harus
berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidup daripada mengetahui
jumlah angka kemiskinan di Indonesia. Bagi remaja saat ini, sesuatu
dianggap benar jika mereka menyukai ceritanya, dan sesuatu dinilai
salah saat mereka membenci ceritanya. Pada akhirnya era bercerita
semakin menguat di media sosial, karena platform ini memberikan
ruang kepada penilaian subjektif ketimbang analisis yang bersifat
objektif.
TREN HIJRAH
Remaja generasi Z melihat agama adalah sumber utama dalam
menjalani hidup yang bahagia. Remaja yang memilih hijrah banyak
didorong oleh program kerohanian yang marak diberbagai lembaga
pendidikan dan organisasi kepemudaan. Bagi remaja generasi Z,
menjadi anggota unit kerohanian Islam sedang menjadi “tren” dan
keren.
Tren hijrah semakin populer karena turut dikampanyekan oleh
berbagai akun-akun dakwah di media sosial yang menargetkan
remaja agar belajar dan mendalami agama. Mendengar dakwah di
media sosial terutama di Instagram menjadi pilihan remaja hari ini.
Dakwah di Instagram memberikan kebaharuan bagi remaja seperti
topik diskusi kekinian dengan ustad yang berpenampilan gaul, asik
dan suka bercanda dalam menyampaikan pesannya.
Selain isi ceramah dari ustad, penampilan dari seorang penceramah
menjadi penting bagi generasi Z. Semakin seorang memiliki
penampilan dan gaya hidup anak muda, semakin ustad tersebut
digandrungi dan diikuti. Maka tidak heran, jika saat ini banyak akun
60