Page 82 - Dokumen-Modul-Novanda ardiansyah (1)
P. 82
MEDIA SOSIAL UNTUK
PENDIDIKAN POLITIK
GEN Z
Di era media sosial pengelolaan akun merupakan kekuatan utama
dalam mempromosikan, menginformasikan dan mengkomunikasikan
sebuah gagasan. Instagram, Facebook, Twitter dan Tiktok
memungkinkan organisasi pemerintah maupun organisasi masyarakat
menjangkau dan berinteraksi secara langsung dengan remaja. Namun,
masih banyak yangmemandang bahwa media sosial tidak cukup efektif
untuk menjangkau khalayak secara masif. Keraguan ini biasanya
muncul dari para petinggi lembaga yang notabenenya merupakan
generasi baby boomers dan generasi X.
Kedua generasi ini masih menyakini bahwa media konvensional
seperti televisi, koran, majalah, radio, dan atributperaga lainnya yang
berbiaya mahal lebih optimal ketimbangmedia sosial. Anggapan ini
tidak sepenuhnya salah, tetapi kurang tepat, karena lebih baik tidak
mempertentangkan antara media konvensional dengan media sosial.
Sejatinya, media hanyalah alat yang bisa disesuaikan tergantung situasi
dan kondisinya.
Namun jika berbicara terkait efektifitas dan validitas, media sosial
lebih memberikan jaminan ketimbang media konvesional. Karena
setiap konten yang disebarkan oleh media sosial dapat terukur mulai
dari usia, jenis, wilayah bahkan tingkat keterlibatannya dengan data
yang akurat, hal ini yang tidak dapat dilakukan media konvensional
yang hanya menawarkan proyeksi dan estisimasi. Jadi, kedua media
tersebut seharusnya saling menguatkan bukan meniadakan. Berangkat
dari persoalan diatas, dapat dilihat bahwapemanfaatan
media sosial oleh KPU RI maupun mitra
74