Page 22 - Transformasi Melayu Islam di Kota Jambi Pada Masa Kolonial
P. 22
Selain pelabuhan Jambi, berkembangnya daerah Jambi kota sebagai pusat
perekonomian juga didukung dengan keberadaan sungai Batanghari yang menjadi penghubung
daerah di seberangnya (ket: Jambi seberang). Sungai Batanghari bahkan menjadi sarana
transportasi yang penting dari dan ke daerah huluan untuk mengangkut hasil-hasil bumi.
Pemerintahan Hindia Belanda mendirikan kantor residen, asisten residen, dan controleur di
sekitaran Pelabuhan Jambi. Keraton dihancurkan sesaat setelah tentara belanda dibawah
pimpinan Mayor Van Langen berhasil merebut tahun 1858. Pemerintahan Hindia Belanda
kemudian membangun rumah dinas atau perumahan elit para pejabat Hindia Belanda.
Lokasinya berada di atas tanah datar yang agak tinggi untuk menjadi keamanan, keindahan,
dan kebersihannya, lengkap dengan fasilitas rumah mewah dan mobil dinas. Lokasi
perkantoran dan rumah dinas inilah yang menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda, disebut
central politic district.
Keresidenan Jambi dibagi menjadi beberapa afdeeling dan onderafdeeling.
Onderafdeeling Jambi menjadi sub bagian dari afdeling Jambi yang dibagi lagi menjadi lagi
kampung-kampung mulai dari sebelah seberang kanan sampai sebelah seberang kiri Sungai
Batanghari, dan perkampungan didaerah ibukota serta daerah pantai Jambi. Wilayah
Administratif Onderafdeeling Jambi Masa Pemerintahan Hindia Belanda 1906- 1942 bisa
dilihat dibawah melalui tabel di bawah ini:
Sebelah seberang Sebelah seberang kiri Ibukota Keresidenan Tungkal (Pantai
kanan (Jambi (Jambi Kota) (Jambi Kota) Jambi)
Seberang)
Tanjung Johor Sijenjang Thehok Tungkal Ulu
Takthul Yaman Kasang Pasir Putih Merlung
Arab-Melayu Suangi Asam Simpang III Sipin Pengabuan
Jelmu Solok Sipin Simpang IV Sipin Betara
Kampung Tengah Pulau Pandan Paal Lama Tungkal Ilir
Tanjung Raden
Olak Kemang
Ulu Gedong
Tanjung Pasir
Pasir Panjang
Tabel 2. Wilayah Administratif Onderafdeeling Jambi Masa Pemerintahan Hindia Belanda 1906- 1942
16 / Transformasi Melayu Islam di Kota Jambi Pada Masa Kolonial