Page 22 - E-Modul Interaktif Sejarah Pergerakan Kebangsaan di Indonesia (HP)
P. 22
Materi
nasional di kalangan masyarakat bumiputra.
Hot Lahirnya nasionalisme di Indonesia disebabkan oleh penderitaan
panjang di pelbagai bidang, baik ekonomi, sosial, pendidikan, dan hukum
akibat kolonialisme, serta didorong oleh kemerdekaan bangsa lain yang juga
terjajah (Kusumawardani dan Faturochman, 2004: 65). Oleh karena itu,
dapat dilihat secara sebab-akibat bahwa terdapat perbedaan nasionalisme
Barat dan Indonesia. Nasionalisme Indonesia sebagai respon terhadap
penjajahan kolonial, sedangkan di Barat adanya pergeseran menuju
masyarakat industri sebagai dampak dari Revolusi Industri.
Hot Selanjutnya dalam perkembangan nasionalisme Indonesia adalah
Kongres Pemuda 27-28 Oktober 1928 di Yogyakarta. Kongres yang kemudian
dikenal sebagai Sumpah Pemuda ini bertujuan untuk menyuarakan
semangat persatuan dan kesatuan nasional Indonesia. Hasil kongres
tersebut menetapkan resolusi penting, yaitu merumuskan Sumpah Pemuda
sebagai sebuah deklarasi. Terdapat tiga poin dalam pembahasan Sumpah
Pemuda, yaitu: satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia.
Isi Sumpah Pemuda Asli (kiri) dan Menggunakan Ejaan Sekarang (kanan)
Sumber: Kaltim.tribunnews.com
Hot Menurut Aman (2014: 126-128), dalam sejarah perkembangan
nasionalisme di Indonesia, setidaknya terdapat lima tahap pertumbuhan,
antara lain sebagai berikut:
t
r
e
a
m
a
Pertama
P
Pertama, kebangkitan nasional Indonesia pertama kali diawali dengan
berdirinya organisasi Budi Utomo (1908) yang dipelopori oleh para
pelajar STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen). Meskipun
demikian, masih banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa Budi
Utomo bukanlah tonggak awal kebangkitan nasional, karena belum
bersifat nasional dan hanya terbatas di Pulau Jawa.
Kedua, kebangkitan nasionalisme pada tahun 1928, yaitu timbulnya
Kedua
K e d u a
semangat kebangsaan untuk menyatukan bahasa, bangsa, dan negara
Indonesia melalui Sumpah Pemuda. Mengingat pada waktu itu banyak
organisasi pemuda yang sudah terpisah-pisah menjadi organisasi
kedaerahan, seperti Jong Sumatera,
10