Page 38 - BAHAN AJAR KAPITA SELEKTA KIMIA BERBASIS CASE METHOD DAN PROJECT
P. 38
gas diukur pada kondisi yang sama (p dan T tertentu), perbandingan volume gas akan
sama dengan perbandingan mol gas. Volume salah satu gas dihitung dengan rumus:
1
1 = . 2
2
dimana V1, dan V2 adalah volume gas 1 dan gas 2, n1 dan n2 adalah mol gas 1 dan gas 2
7. Molaritas Larutan (M)
Molaritas larutan adalah jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam setiap satu
liter larutan.
W
= =
1
1
dimana Vl adalah volume larutan dalam satuan liter, w adalah massa (berat) zat terlarut
(gram) dan MM adalah massa molar zat terlarut (gram/mol).
Satuan M: mol/L, atau boleh dikonversi menjadi mmol/mL atau µmol/ µL
Kadar zat terlarut dalam larutan pekat biasanya dinyatakan dalam bentuk
persentasi berat/berat (% w/w). Untuk menetapkan molaritas zat terlarut dalam
larutan pekat dapat digunakan rumus konversi berikut:
%. . 10
=
Contoh soal
1. Hitung berapa gram NaOH yang harus dilarutkan dalam 250 ml larutan agar
diperoleh larutan NaOH 0,05 M ( MM NaOH = 40 g/mol)
Pembahasan:
n NaOH = Vl . M . = 0,250 L x 0,05 mol/L = 0,0125 mol
w NaOH = n . MM = 0,125 mol x 40 gram/mol = 0,5 gram
2. Hitung berapa mL H2SO4 98%w/w (ƿ = 1,8 g/mL, MM = 98 g/mol) yang dibutuhkan
untuk membuat 500 mL larutan H2SO4 0,2 M
Pembahasan:
Molaritas H2SO4 sebelum diencerkan
2 4 = % .10 = 98 1,8 10 = 18
98
Molaritas H2SO4 yang diinginkan 0,2 M berarti H2SO4 98%w/w (= H2SO4 18 M)
harus diencerkan.
16 | Berbasis Case Method & Project