Page 191 - KM PPKN-BS-KLS-IX
P. 191
yang dituangkan Cina dalam sembilan garis putus-putus (nine-dash line) itu
bersinggungan dengan lebih kurang 83.000 kilometer persegi atau 30% zona
ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna Utara (LNU).
Selama ini, aktivitas kapal Cina di LNU terkonsentrasi di perairan
bagian timur laut, di koordinat 5-6 derajat Lintang Utara dan 109 derajat
Bujur Timur. Kapal riset Cina, Haiyang Dizhi-10, diduga pernah menggelar
survei bawah laut di perairan itu pada Agustus-Oktober 2021.
Wilayah pergerakan kapal riset Cina itu berada di sekitar Blok Minyak
dan Gas (migas) East Natuna. Di sana terdapat lapangan gas D-Alpha dan
lapangan gas Dara yang menyimpan cadangan gas terbesar di Indonesia.
Cadangan gas kotor di Blok East Natuna diperkirakan mencapai 222 triliun
kaki kubik (TCF). Adapun cadangan gas bersih, setelah dipisahkan dari CO2,
diperkirakan lebih kurang 46 TCF. Jika berhasil dieksploitasi, cadangan gas
alam itu disebut tidak akan habis sampai 30 tahun mendatang. Sayangnya,
sejak lapangan gas D-Alpha ditemukan pada 1973 dan lapangan gas
Dara ditemukan pada 2000, sampai saat ini keduanya belum berhasil
dieksploitasi karena membutuhkan biaya tinggi.
Direktur Indonesian Resources Studies Marwan Batubara menyarankan agar
pemerintah menawarkan insentif untuk menarik minat investor mengeksploitasi
gas di Blok East Natuna. Pemberian insentif kepada perusahaan migas memang
akan mengurangi penerimaan negara. Namun, yang perlu diingat, eksploitasi gas di
Blok East Natuna kini makin mendesak karena kehadiran kapal-kapal Cina makin
meningkat di perairan itu.
Sumber:
https://www.kompas.id/baca/nusantara/2022/09/29/
ironi-beranda-depan-natuna atau pindai kode QR di
samping.
Setelah membaca berita tersebut jawablah pertanyaan
berikut.
a. Apa saja permasalahan yang disampaikan pada artikel tersebut?
Bab 5 | Menjaga Keutuhan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia 177