Page 187 - KM Informatika-BS-KLS-IX
P. 187
Internet yang menjangkau seluruh dunia menyebabkan jangkauan
peretasan dapat lintas negara dan bahkan benua. Epidemi virus komputer
bahkan lebih cepat dari pandemi virus fisik, seperti Covid-19 misalnya.
Sebagai contoh, virus Mellisa tahun 1999 yang menggunakan kode
tersembunyi pada Microsoft Word. Virus ini akan mengirimkan surel berisi
salinan file ke 50 orang pertama pada kontak list komputer yang terinfeksi,
yang dengan cepat menginfeksi hampir 20% komputer di dunia. Tahun 2000,
virus “ILOVEYOU” menyebar ke seluruh dunia dalam beberapa jam. Virus
ini menghancurkan file gambar, musik, sistem operasi, dan kata sandi yang
disimpan. Virus ini menginfeksi komputer pada perusahaan besar seperti
Ford dan Siemens, dan menginfeksi 80% komputer yang digunakan agen
federal AS, termasuk di dalamnya Departemen Luar Negeri dan Pentagon.
Komputer anggota parlemen Inggris dan Kongres AS juga terinfeksi. Saat
itu, banyak pemerintahan dan lembaga bisnis yang harus menutup server
surel mereka untuk membersihkan virus dan memperbaiki kerusakan yang
dilakukan virus ini. Virus ini, masih dianggap sebagai salah satu virus yang
paling merusak hingga saat ini, menyerang puluhan juta komputer di seluruh
dunia dan menyebabkan kerugian sekitar 160 triliun rupiah.
Seorang remaja melumpuhkan sistem komputer yang menangani
komunikasi antara menara bandara dan pesawat yang akan masuk di bandara
kecil di Amerika. Di Indonesia, seorang peretas muda menggeser posisi satelit
yang menyebabkan kerugian besar perusahaan telekomunikasi. Serangan juga
dilakukan peretas Indonesia ketika suatu lembaga mewacanakan pemblokiran
Google dan Youtube. Peretas di Inggris meniru pengontrol lalu lintas udara
dan memberi instruksi palsu kepada pilot. Seorang peretas memodifikasi
program di situs judi online sehingga semua orang menang; situs judi tersebut
kehilangan 1,9 juta dolar. Pencurian 800.000 dolar terjadi di sistem kereta
bawah tanah Kota New York dengan memanfaatkan kesalahan perangkat
lunak di mesin penjual karcis dalam bentuk kartu.
Peretas dapat juga melakukan serangan balas dendam. Hal ini terjadi
di Swedia, sesaat setelah polisi menggerebek situs musik populer (situs
pembajakan), serangan balasan dilakukan oleh peretas dengan menyerang
situs utama pemerintah Swedia dan kepolisian. Setelah perusahaan
Sony menggugat George Hotz karena menunjukkan cara menjalankan
aplikasi dan game di Sony PlayStation yang tidak sah, kelompok peretas
melakukan Denial-of-Service pada situs Sony, di tempat lain, para peretas
juga mencuri informasi nama, tanggal lahir, dan kartu kredit jutaan
pengguna sistem game Sony.
Bab 8 Dampak Sosial Informatika 171