Page 12 - TheEmmauser2019-compressed
P. 12
PROFILE
KESETIAAN SANG PERINTIS
Kesaksian Keluarga Stanislaus Maria Prasetyo
Oleh: Hetty Atmadja
(Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia)
dan CLC (Christian Life Community), tapi tidak
dirasakannya pertemuan dengan Tuhan dalam
kegiatan di komunitas-komunitas itu.
Dalam usaha pencarian tersebut, ia pun mencoba
ikut dalam kegiatan komunitas Oikumene di
kampus karena tertarik dengan undangan untuk
belajar hidup dalam terang Kitab Suci. Di sana
Tuhan menyentuhnya dan ia merasakan, “Oh
Tuhan ada disini”, maka ia pun memutuskan
untuk tinggal dan tumbuh di situ.
Mengenal EJ
Dari komunitas Oikumene inilah ia memahami
bagaimana umat Kristiani ‘yang lain’ memiliki
hubungan pribadi dengan Tuhan melalui membaca
dan merenungkan Sabda Tuhan. Bacaan dan
renungan harian itu ditulis sebagai buku “Saat
Biodata:
Teduh” pribadinya. Dari sini pulalah ia pertama
kali mengenal metode EJ yang masih dalam
Nama Lengkap : Stanislaus Maria Prasetyo bungkus Oikumene.
Lahir : Yogyakarta, 16 Juni 1951
Pendidikan : S3 Fisika Nuklir UGM EJ dirintis oleh salah seorang tokoh The
Alamat : Batan Indah Blok C no.4, Setu, Navigators dari Colorado Spring - USA, Richard
Tangerang Selatan. Cleveland, yang terpanggil untuk melayani umat
Istri : Aloysia Elizabeth Indriani Katolik. Richard menjadi Diakon Katolik (1990),
Laksmi Dewi lalu ia menggabungkan bahan dari The Navigators
Lahir : Yogyakarta, 15 September 1959 dengan ensiklik dan tata cara Katolik yang
Pendidikan : S2 STIE Budi Luhur dipelajarinya dengan cermat, hingga menjadi
Anak : Katharina Gnadea Narendra bahan yang 100% Katolik, yang kemudian diberi
Lahir : Jakarta, 16 Maret 1994 nama Emmaus Journey (EJ).
Pendidikan : Sarjana Marketing
Communication Binus
Dalam usahanya menyebarkan EJ ke negara-
negara lain itulah, Prasetyo berhasil melakukan
korespondensi dengan Rich untuk mendapatkan
bahan EJ yang kemudian digunakan sebagai
Perkenalan dengan Tuhan
bahan pembekalan para Pewarta di St. Monika-
Serpong (baca : Sekilas Sejarah).
Prasetyo muda mencari Tuhan karena merasakan
kekosongan di hatinya. Ia selalu berpikir, saat Dipertemukan dalam Musik dan Jurnal
menjadi orang Katolik yang biasa-biasa saja,
merasa kurang puas meski pun banyak berkat, Rencana Tuhan kadang berbeda atau bahkan
namun saat mulai mencoba jadi lebih “pintar” melebihi apa yang mampu kita pikirkan. Prasetyo
justru terasa tidak banyak berkat. Lalu Tuhan yang buta/awam musik, bisa tersasar dan tertarik
ada dimana? Sebagai mahasiswa Katolik, ia untuk mempelajari musik. Ia pun mampir ke
pun ikut bergabung dalam beberapa kegiatan Pusat Musik Liturgi Yogyakarta. Dipilihnya kursus
kerohanian Katolik Mahasiswa, antara lain PMKRI
dirigen, dengan pertimbangan ia tidak memiliki
12 THE EMMAUSER