Page 14 - TheEmmauser2019-compressed
P. 14
masih tinggal di Yogya, belum juga dikaruniai
anak. Mereka berkonsultasi ke dokter kandungan
terkenal di Yogya yang mendapati bahwa Dewi
mempunyai kista dan harus dioperasi. Pada
waktu itu penanganan kista belum berkembang,
sehingga bukan saja kistanya yang diangkat,
namun juga sebuah indung telurnya. Sang dokter
memberi harapan bahwa tetap memungkinkan
untuk mendapat keturunan dengan sebuah
indung telur yang tersisa, apalagi masih muda.
Ketika tahun ketiga belum juga mengandung,
maka Dewi pun bertanya kepada Tuhan apakah
akan diberi anak atau tidak. Tuhan berbicara
melalui jurnal dan menjanjikan bahwa akan
memberinya anak kandung. Dewi mengira bahwa
janji itu akan digenapi pada tahun berikutnya,
sehingga ia pun bertanya lagi, ketika belum
kunjung terjadi. Tuhan menjawab, janji-Ku itu
pasti (Mzm. 13: 7, 8a) pada tanggal 16 Maret
1986.
beribadah ke Gereja St. Maria Tangerang atau
ke Gereja Stefanus Cilandak. Kendaraan umum Meski pada tahun- tahun berikutnya Dewi belum
masih jarang sehingga harus menunggu lama dan kunjung mengandung, namun mereka tidak
berganti beberapa kali, umat pun masih jarang pernah putus harapan karena dalam setiap
yang memiliki kendaraan pribadi. jurnalnya, Tuhan selalu memberi harapan dan
pesan yang sama : nantikanlah, jangan takut,
Untuk keluarga yang sudah mempunyai anak, jangan khawatir, janji-Ku pasti, waktunya akan
memang tidak mudah untuk melakukan tiba, janji-Ku akan Kutepati. Pesan yang sama
perjalanan ke gereja yang jauh dengan dinyatakan Tuhan pada Pras, meskipun mereka
menggunakan transportasi umum. Bagi Pras membuat jurnal sendiri-sendiri.
dan Dewi, tidak terlalu menjadi masalah karena
mereka hanya berdua dan kebetulan ada Pada Desember 1992 saat mereka sedang
keluarga yang tinggal di Cilandak, sehingga bertugas di Jerman, seorang dokter di kota
setiap minggu pagi-pagi mereka sudah berangkat Lauenburg memeriksa Dewi dan menyatakan
ke Gereja Stefanus dan sempat beristirahat di bahwa dengan 1 indung telur yang aktif
rumah keluarga dekat di sana. Itu pun sudah dan kondisi salurannya tertutup akan sulit
menghabiskan waktu seharian. kemungkinan untuk mengandung. Dokter lalu
menyarankan metode bayi tabung. Namun
Untuk mengobati kerinduan umat untuk Prasetyo menolak karena Tuhan menjanjikan anak
beribadah dan mendapat siraman rohani, kandung, bukan anak hasil bayi tabung. Mereka
pasangan ini mengajak teman-teman di paduan tidak datang lagi ke dokter di Lauenburg tersebut
suara untuk belajar materi “EJ” (waktu itu belum dan hanya mengandalkan janji Tuhan semata.
disebut EJ). Awalnya dimulai dari ibu-ibu yang
dibimbing oleh Dewi, lalu para bapak pun tertarik Tiga bulan kemudian, saat mereka bertukar
untuk membuat kelompok “EJ” bersama Pras. jurnal, mereka “heran” bahwa jurnal kali ini,
Salah satu buahnya adalah salah seorang peserta meski dari renungan bacaan yang berbeda,
“EJ” di Lingkungan Margaretha ini kemudian menyatakan hal yang sama yaitu “saatnya
menjadi Pewarta di Gereja St. Monika dan dialah sudah tiba”. Dewi pun baru menyadari bahwa
yang memperkenalkan Pras dan ‘program EJ-nya’ menstruasinya terlambat. Dengan harap cemas
kepada Romo Yan Sunjata OSC pada tahun 2001 mereka melakukan test, dan hasilnya memang
(baca: Sekilas Sejarah). positif hamil. Dengan sukacita mereka kembali
menemui dokter untuk melakukan test lab yang
Perjuangan Mendapatkan Anak lebih akurat. Sungguh mukjizat luar biasa,
setelah 10 tahun menikah, di usianya yang ke 34,
Setelah 2 tahun menikah, Pras dan Dewi yang Dewi akhirnya dinyatakan hamil!
14 THE EMMAUSER