Page 21 - Modul Pengembangan Pangan Fungsional
P. 21
mudah bereaksi dengan oksigen ( mudah teroksidasi ), sehingga mudah menjadi tengik
(rancid).
Proses ini dikenal sebagai kerusakan bahan yang mengandung lemak yang
penyebabnya adalah reaksi oksidasi terhadap asam lemak tak jenuh. Atas dasar tersebut,
maka asam lemak tidak jenuh sering direaksikan dengan hidrogen untuk
menghilangkan ketidakjenuhannya, dan reaksi inilah yang sering disebut sebagai reaksi
penjenuhan atau reaksi hidrogenasi. Proses hidrogenasi akan merubah minyak sayur
menjadi lemak yang semisolid seperti margarin. Di bidang industri, sebenarnya proses
hidrogenasi parsial selain untuk membuat minyak menjadi semisolid, juga bertujuan
untuk mencegah agar minyak sayur tidak cepat menjadi rusak, lebih stabil, lebih tahan
terhadap pengaruh oksidasi dibanding asam lemak bentuk cis dan menambah cita rasa.
Asam lemak trans di dalam makanan berlemak dapat meningkat jumlahnya terutama
dalam margarin karena proses pengolahan seperti proses hidrogenasi, atau karena
pemanasan dengan temperatur tinggi.
Materi Pembelajaran 5. Sifat Fungsional Asam Lemak Trans
A. Sumber Asam Lemak Trans
Asam lemak trans berasal dari 3 sumber makanan, yaitu a), produk lemak hewan
pemamah biak (susu, daging, jaringan adiposa), b). minyak yang dihidrogenasi
sebagian (margarine, shortening, cooking fats) dan c). minyak yang telah dihilangkan
baunya terutama minyak yang mengandung asam a - linolenik (misal : kacang kedelai
dan repaseed oils). Dari beberapa penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa batas atas
asam lemak trans yang aman adalah sekitar 2% kkal. Asam lemak trans tidak hanya
meningkatkan kadar kolesterol LDL, tetapi secara bersamaan juga menurunkan kadar
kolesterol HDL. Tingginya kadar kolesterol total dalam plasma darah, kolesterol LDL,
kolesterol VLDL serta rendahnya kolesterol HDL berhubungan dengan aterosklerosis
koroner pada orang dewasa. Data terkini dari The Women 's Health Study menunjukkan
bahwa penggunaan rasio kolesterol total : kolesterol HDL merupakan prediktor risiko
yang lebih kuat dibandingkan dengan hanya kolesterol LDL saja. Bukti epidemiologis
menunjukkan bahwa penurunan kadar kolesterol HDL, berarti juga memperbesar rasio
kolesterol total : kolesterol HDL secara bermakna. Setiap peningkatan 1 unit rasio
kolesterol total : kolesterol HDL, berarti meningkatkan risiko infark miokard sebesar
53 %.
20