Page 13 - Kumpulan jurnal Amorphophallus kelas A
P. 13
PENGAMATAN DAN PENGUKURAN TUMBUH KEMBANG (Amorphophallus paeoniifolius)
SERTA PENGARUH KONDISI SEKITAR
Davina Shava Ferlia (A1M021043), Helpani Desiria Br Ginting (A1M021041), Aiza Sabina Putri
Iskandar (A1M021025), Fatimah Azzahrah (A1M021031), Fristin Harianja (A1M021013)
Kelompok 2
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengukuran tumbuh kembang Amorphophallus
paeoniifolius terhadap pengaruh kondisi sekitar. Penelitian pengamatan dan pengukuran tumbuh
kembang (Amorphphallus paeoniifolius) serta pengaruh kondisi sekitar ini menggunakan metode
pengumpulan data kuantitatif yang dilakukan 3 kali pengukuran selama 1 minggu (perdua hari
pengukuran). Penelitian ini dilakuan terhadap tinggi batang, diameter batang, lebar daun dan Panjang
daun. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh data pengukuran yaitu terjadinya
perubahan pertumbuhan pada tinggi batang, diameter batang, lebar daun dan Panjang daun namun
tidak sesaca signifikan. Kondisi sekitar (biotik dan abiotik) sangat mempengaruhi tumbuh kembang
Amorphophallus sp.
Kata kunci: Amorphophalus sp, Kondisi Sekitar, Pengukuran
ABSTRACT
This research was conducted with the aim of measuring the growth and development of
Amorphophallus paeoniifolius on the influence of surrounding conditions. This research on
observations and measurements of growth and development (Amorphphallus paeoniifolius) and the
influence of surrounding conditions used quantitative data collection methods carried out 3 times
during 1 week (half the day of measurement). This research was carried out on height, stem diameter,
stem leaf width and leaf length. From the results of the research that has been carried out,
measurement data was obtained, namely changes in growth in stem height, stem diameter, leaf width
and leaf length, but not significantly. Surrounding conditions (biotic and abiotic) greatly influence
the growth and development of Amorphophallus sp.
Keywords: Amorphophalus sp, measurement, surrounding conditions
I. PENDAHULUAN
Amorphophallus sp atau yang sering dikenal dengan bunga bangkai merupakan salah satu
kelompok tanaman dari Ordo Arales, Famili Araceae, Sub Famili Aroid, Genus Amorphophallus.
Amorphophallus memiliki 176 jenis yang tersebar di seluruh dunia, 25 jenis diantaranya atau sekitar
14,2% terdapat di Indonesia. Dua puluh lima (25) jenis yang terdapat di Indonesia diantaranya terdiri
dari 18 jenis (72%) merupakan jenis-jenis yang endemik (8 jenis di Sumatera, 6 jenis di Jawa, 3 jenis
di Kalimantan dan 1 jenis di Sulawesi). Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi sebagai
antioksidan dan sebagai bahan pangan alternatif di Indonesia adalah Amorphophallus paeoniifolius.
Banyak di wilayah Asia, umbinya telah banyak disajikan sebagai bahan pangan (Anonym,
2012). Sifat fisikokimia suweg mempunyai amilosa rendah (24,5%) dan amilopektin tinggi (75,5%)
(Wankhede dan Sajjan, 1981). Umbi suweg mengandung serat pangan dan protein yang cukup tinggi,
rendah lemak, dan indeks glisemik (ID) yang cukup rendah sehingga cocok sebagai menu diet yang
baik bagi kesehatan (Faridah, 2005), namun demikian umbi tanaman mengandung anti nutrisi, yaitu
asam oksalat dan asam sianida (Yuzammi, 2010) yang bisa dihilangkan atau dikurangi efeknya
setelah dalam proses pengolahan pangan. Selain itu, tanaman ini memiliki efek restorative dan
karminatif, dimanfaatkan sebagai tonik, dan juga digunakan untuk mengobati sakit wasir, disentri,
dan rematik (Edison et al., 2006).
9