Page 14 - Kumpulan jurnal Amorphophallus kelas A
P. 14
Bunga bangkai merupakan tumbuhan berumbi dengan warna kuning kecoklatan, batang
semu, terdapat bercak putih menyerupai panu, batang sejati dari tanaman ini berada pada bagian
bawah berupa umbi yang merupakan transformasi dari batang atau disebut umbi batang (tuber
caulogenum). Tanaman ini memiliki tipe daun lengkap karena memiliki petiol, vagina, dan lamina.
Petiol memiliki diameter 3,3 – 10 cm, tangkai daun kekar dengan panjang 60 – 90 cm, serta anak
daun dengan panjang 5 – 12,5 cm. Daun bunga bangaki berwarna hijau muda sampai hijau tua,
permukaan daun licin (laevis), dan terdapat sayap (alae) dibagian daun. Bentuk daun elips atau
jorong dengan ujung daun (apex) meruncing (acuminatus). Jumlah anak daun 6 – 8. Tinggi total
tumbuhan ini 1,5 – 2 m. Tumbuhan ini memiliki bunga berbentuk lonjong dan berwarna merah, tipe
bunga majemuk (inflorescentia) bertipe tongkol (spadix), memiliki susunan bunga yang terdiri dari
tangkai bunga (pedunculus), selundung bunga (spatha) berwana ungu atau merah lembayung. Putik
(pistilum) yang berada pada bagian bawah spadix dan benang sari (stamen) berada dibagian atasnya,
tidak terdapat mahkota maupun kelopak pada bagian bunga ini. Pada bunga juga terdapat daun
penumpu (stipula) berwarna hijau dengan totol putih, yang berfungsi melindungi bunga pada waktu
kuncup. Bunga menghasilkan bau busuk yang berfungsi menarik serangga untuk membantu
penyerbukannya. Bunga ini berumah satu (monoceus) dimana bunga jantan dan betina terdapat dalam
satu individu dan memiliki tinggi bunga 30 – 42 cm. Tipe buah pada bunga bangkai yaitu buah sejati
majemuk berdaging. Buah berbentuk oval dengan panjang 1 – 1,5 cm berwana hijau sampai orange
pada waktu belum masak, setelah masak berwarna merah. Dalam satu tongkol terdapat 400 – 600
buah dimana dalam satu buah terdapat 1 – 2 biji dan umur 7 – 8 bulan. Tipe akar pada tumbuhan ini
yaitu serabut yang mengarah kesamping, berwana putih kekuningan dimana akar berfungsi menyerap
zat – zat hara dan air dari dalam tanah (Patty, T. J, dkk. 2022).
Seperti kebanyakan tumbuhan Amorphophallus lainnya, jenis tumbuhan ini mempunyai dua
fase pertumbuhan yang muncul secara bergantian, yaitu fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase
vegetatif tumbuh daun dan batang semunya, setelah beberapa waktu organ vegetatif tersebut layu
dan umbinya menjadi dorman. Walaupun saat seluruh daunnya telah layu, tanaman ini masih
memiliki cadangan makanan dalam umbi dan ketika kondisi lingkungan untuk pertumbuhan
mendukung, maka tanaman ini akan menumbuhkan bunga majemuk. Bunga ini mengeluarkan aroma
busuk seperti bangkai yang menarik kehadiran lalat atau serangga penyerbuk lainnya untuk
membantu penyerbukan. Fase ini disebut fase generatif, apabila pada fase ini terjadi proses fertilisasi,
maka buah akan terbentuk.
II. METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2023 di Taman Konservasi IPA
Universitas Bengkulu. Ada beberapa aspek botani yang diamati seperti, morfologi, kondisi biotik
dan abiotik di sekitar tanaman Amorphophallus. Metode penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data kuantitatif. Data yang dikumpulkan berupa data hasil pengukuran tinggi tanaman,
diameter batang, panjang daun, lebar daun, dan jumlah daun serta jumlah cabang. Teknik
menganalisa data penelitian, awalnya dianalisa menggunakan tabel lalu dengan diagram linier.
Adapun berbagai macam alat yang digunakan untuk mendukung penelitian ini seperti
meteran untuk mengamati tinggi dari Amorphophallus sp, dan alat untuk mengukur diameter batang
dari bagian bawah, tengan dan atas. Serta ada juga alat yang digunakan untuk mengukur kondisi
biotik dan abiotik, ada alat intensitas cahaya untuk melihat intensitas cahaya sekitar dapat diletakan
di bagian kebun yang terdapat sinar matahari ditunggu selama lima menit, alat ph dan kelembapan
tanah yang dapat ditancapkan ketanah selama lima menit juga, ada alat untuk mengukur suhu dan
kelembapan udara yang dapat didiamkan selama lima menit juga, serta terakhir ada termometer untuk
mengukur suhu tanah dapat didiamkan selama lima menit.
Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu, kami mengamati tanaman
Amorphophallus sp setiap hari Senin, 11 September 2023 (sore 16.18), Rabu, 13 September 2023
(pagi 09.00) dan terkahir Jumat, 15 September 2023 (13.00), dimana waktu yang kami pilih
diharapkan pada tanaman Amorphophallus sp dapat menunjukkan hasil perubahan, untuk yang
individu kami mengukur tinggi batang, diameter batang dari bagian bawah, tengah dan atas, kami
juga menghitung dan mengukur lebar dan panjang daun yang paling besar dan yang paling kecil.
10