Page 116 - Nanos Gigantos Humeris Insidentes
P. 116
mungkin hanya sedikit yang berjalan seperti yang dirancang, dan
tak disangka-sangka, ternyata telah dibajak oleh elite-elite dalam
jaringan oligarki kapitalis cum politico-birokrat otoritarian lama
yang mampu bekerja dalam alam demokrasi. Aliansi elite kapitalis
dan politico-birokrat itu ternyata sanggup terus bercokol dan
menjalankan kuasanya yang bersifat predatoris melintasi batas-
batas hidup dari tatanan politik otoritarian di masa lampau.
Mereka sanggup dan pada gilirannya menyenangi serta sanggup
menjadi pemain utama dalam tatanan politik demokratis di masa
kini. Dalam kaitan dengan hal itu, Tobu Caroll (2005, 2006)
mengangkap relevansi argumen Cammack (2001a; 2002; 2003;
2004) bahwa proyek-proyek pembangunan Bank Dunia pun
berperan membentuk “kekuatan di luar modal”, mendisiplinkan
mereka, dan pada gilirannya menjadi sumber dari cadangan
tenaga kerja (reserve army of labor) yang lebih siap mengisi pos-pos
pekerjaan yang dibutuhkan secara spesifik sebagai konsekuensi
dari perkembangan kapitalisme agraria dan industri yang lebih
luas.
Kritik atas Argumen Neoinstitutionalist
Sekelompok ekonom makro di Bank Dunia mengkerangkakan
desentralisasi dalam konteks Comprehensive Development Framework
dengan menggunakan Teori Rational Choice, dan memperlakukan
pemerintah lokal bersifat fungsional terhadap ruang ekonomi
lokal dengan cara mengefisienkan pelayanan pada masyarakat.
Mereka menetapkan bahwa desentralisasi sekedar memfasilitasi
efisiensi ekonomi-ekonomi lokal ini. Mereka sangat menyadari
bahwa kebijakan-kebijakan desentralisasi tidak selalu mencapai
tujuan untuk menjadikan pemerintah lokal lebih responsif
dan bertanggungjawab, terutama karena lemahnya rancangan,
korupsi dan pembajakan oleh elit (elite capture). Berdasarkan
studi empiris komparatif, mereka berteori bahwa mendekatkan
80