Page 15 - Nanos Gigantos Humeris Insidentes
P. 15
memberikan kita cermin bahwa prinsip pengakuan dan
penghormatan di atas segala-gala dalam etika dunia ilmiah.
Oleh karena itulah, pengetahuan akan cakrawala keilmuan
yang kita tekuni hanya kita dapatkan dari ketekunan membaca,
terinspirasi dari ilmuwan lain, merefleksikannya pada diri
kita, dan pada akhirnya menemukan rintisan ‘jalan sunyi’ kita
sendiri. Dengan demikian, ilmu pengetahuan bukan hanya
untuk reproduksi kekuasaan, tetapi memberikan kita cermin
diri: sebuah jalan pembebasan.” (Dr. I Ngurah Suryawan,
antropolog dan Dosen Universitas Papua [UNIPA] Manokwari,
Papua Barat).
“Kata kunci seorang peneliti sekaligus penulis adalah
‘Kejujuran Ilmiah’. Menyusun bibliografi beranotasi dan kajian
pustaka adalah titik awal berperilaku jujur dalam meneliti
sekaligus menulis, sekaligus berfikir sistematis dalam upaya
memperoleh persepsi yang komprehensif tentang materi kajian
penelitian.Terlebih di era teknologi dan informasi seperti
saat ini, menerima dan mengolah informasi tanpa didasari
dengan kejujuran ilmiah, akan sangat mudah menyesatkan
dan sekaligus dapat mendorong kita pada perilaku curang dan
menganggap pemikiran kita adalah original.
Buku yang dihasilkan oleh sahabat Noer Fauzi Rachman dan
Ahmad Nashih Luthfi bertutur tentang pentingnya membuka
horizon seorang penulis atas berbagai informasi terkait kajian
yang dilakukan dalam rangka menemukan originalitas dan
kejujuran ilmiah. Buku ini memberi petunjuk dan metode yang
runut disertai contoh-contoh untuk menemukan originalitas
pemikiran yang terbentuk dari beragam pendapat terdahulu.
xiii