Page 10 - Kecerdasan Emosional Menuju Keluarga Sakinah
P. 10

Kecerdasan Emosional Menuju Keluarga Sakinah


              ‘asyiratakum terdapat pada Q.S. al-Taubah (9): 24, kata ‘asyiratuhu
              terdapat pada Q.S. al-Mujadalah (58): 22, kataal-‘isyarterdapat pada
              Q.S. al-Takwir (81): 4, kata ma’syar terdapat pada Q.S. al-An’am (6):
              128 dan 130, serta Q.S. al-Rahman (55): 33, kata mi’syar terdapat
              pada Q.S. Saba’ (34): 45, sedangkan kata ‘asyir terdapat pada Q.S. al-
              Baqarah (2): 234, al-A’raf (7): 142, Taha (20): 103, Hud (11): 13, al-Fajr
              (89): 2, dan Q.S. al-Qasas (28); 27. Kata ‘asyrat terdapat pada Q.S. al-
              Baqarah (2): 60, al-A’raf (7): 160. Kata ‘asyara dan ‘asyarat terdapat
              pada Q.S. al-Baqarah (2): 196, al-Maidah (5): 12, al-Taubah (9): 36,
              Yusuf (12): 4 dan al-Mudhatsir (74): 30 serta kata ‘isyrun terdapat
              pada Q.S. al-Anfal (8): 65.
                     Kata 'asyir dengan berbagai bentukan katanya seperti
              yang diungkapkan di atas tidak semuanya menunjukkan arti
              keluarga.  Kata  yang  menunjukkan  kepada  makna  keluarga
              hanyalah  kata 'asyiratukum dan 'asyiratuhum.  Sedangkan
              kata 'asyir yang  lain  berarti  bergaul,  kawan,  kerabat,  unta,
              golongan, sepuluh dan dua puluh. Hal ini dapat dilihat pada
              beberapa potongan ayat berikut:

              5. Q.S. al-Nisa' (4: 19):
                     “...Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian
              bila  kamu  tidak  menyukai  mereka,  (maka  bersabarlah)  karena
              mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjanjikan
              padanya kebaikan yangbanyak”.
              6. Q.S. al-Hajj, (22: 13)
              “Ia  menyeru  sesuatu  yang  sebenarnya  mudharatnya  lebih
              dekat  dari  manfaatnya  Sesunguhnya  Allah  berbuat  apa
              yang dikehendaki-Nya”.

              7. Q.S. al-Takwir (81: 4)
              “Dan  apabila  unta-unta  yang  bunting  itu  ditinggalkan
              (tidak diperdulikan)”.



                                                                         9
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15