Page 78 - TAFSIR_INDONESIA_MAPK_KELAS X_KSKK_compressed_Neat
P. 78

Selanjutnya, mari kita terjemahkan ayat dengan tepat !

                 (122)  tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak
                        pergi  dari tiap-tiap golongan di antara  mereka beberapa  orang  untuk memperdalam
                        pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
                        apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.










                    Ananda sekalian. Mari membaca kandungan ayatnya pada urQS.at-Taubah: 122 berikut ini!

                    Ibnu Abu Hatim menyampaikankan hadis Nabi dari Ikrimah yang telah menceritakan bahwa

               ketika diturunkan ayat tentang siksaan Allah yang amat pedih bagi orang yang tidak berangkat
               untuk berperang (QS. at-Taubah ayat 39). Tersebutlah ada seorang munafik yang mengomentari

               orang-orang di daerah Badui tidak berangkat berperang karena sibuk mengajarkan agama kepada

               kaumnya, yaitu  “Sungguh masih ada orang-orang yang tertinggal  di  daerah pedalaman, maka
               celakalah orang-orang pedalaman itu”. Kemudian turunlah ayat 122 surah at-Taubah tersebut.

                    Penjelasan ayat  ini bahwa tidak  ada tuntutan  bagi orang-orang beriman untuk  semuanya

               berangkat  berperang  menyertai  setiap  ada  utusan  di  medan  peperangan.  Sebab,  perang  itu
               sebenarnya  fardhu  kifayah  yang  apabila  perkaranya  telah  dilaksanakan  oleh  sebagian  orang,

               maka menggugurkan kewajiban itu bagi seluruhnya. Namun, perang menjadi wajib ‘ain diikuti
               apabila  perintah  langsung  dari  Rasulullah  Saw. untuk  mengikuti suatu  peperangan  dan  beliau

               mengikutinya (Gazwah).
                    Batasan  dalam  berperang  itu  menjadi  isyarat  betapa  pentingnya  mendalami  ilmu-  ilmu

               agama serta mengajarkannya kepada orang lain. Meskipun kedua-duanya wajib, namun berjihad

               menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu keutamaannya melebihi jihad untuk berperang.
                    Peran utama dari ilmu tersebut ialah menjadi benteng kuat dalam menjaga seseorang dari

               kesesatan.  Khususnya  ilmu  agama,  perannya  sangat  kompleks  dalam  ketaatan  seseorang

               terhadap  perintah-perintah  Allah  serta  menjauhkannya  dari  segala  kemunkaran  yang  dapat
               mengundang azab dan siksa Allah Swt.

                    Sungguh  sangat  mulia  bagi  orang-orang  yang  dalam  kesehariannya  dipenuhi  dengan
               aktivitas yang memuliakan Allah Swt. Tuhan Yang Maha Mulia melalui kajian dan majelis ilmu







               58 TAFSIR MA KELAS X
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83