Page 8 - E-Modul Bet-Hedging and Epigenetic Inheritance in Bacterial Cell Development
P. 8

Data  pengamatan  yang  menunjukkan  kelahiran  sel  bakteri,  dan  semua



                      keturunan sel tersebut akan mengikuti fate atau memiliki genetik yang sama


                      dengan  sel  induknya.  Pemisahan  dalam  keputusan  fate  sel  yang  terjadi


                      selama  pergeseran  diauxic.  Sel  yang  akhirnya  bersporulasi  tidak  tumbuh


                      selama periode ini, sedangkan sel vegetatif, yang tidak bersporulasi selama


                      fase pertumbuhan ini, terus tumbuh (sel pertumbuhan diauxic). Silsilah yang


                      secara  eksklusif  akan  mengalami  lisis  sebagai  fate  sel  hanya  muncul


                      kemudian  dan  didistribusikan  di  antara  dua  jalur  fate  sel  yang  layak,  yaitu



                      sporulasi dan pertumbuhan diauxic..






                                       Lisis Tidak Tergantung pada Faktor Pembunuh Sporulasi





                      Sistem  epigenetik  pertama  pada  bakteri  adalah  lacoperon  dari  E.coli.  Gen


                      yang  menyandikan  protein  yang  diperlukan  untuk  penyerapan  dan


                      pemanfaatan laktosa diinduksi dengan adanya analog laktosa serampangan,



                      isopropil-d-thio-β-galactopyranoside  (IPTG).  Pada  konsentrasi  IPTG  yang


                      tinggi  lacoperon  sepenuhnya  tertekan  dan  sel  sangat  mengekspresikan


                      protein  permease  IPTG  dan  dengan  demikian  tetap  sangat  aktif.  Namun,


                      pada konsentrasi rendah, sel-sel yang sebelumnya tidak diinduksi dan tidak


                      memiliki permease di membrannya tidak merespons IPTG tingkat rendah dan


                      tetap dalam keadaan OFF Pertumbuhan bakteri secara tradisional dipandang


                      sebagai hasil pembelahan sel (simetris) yang menghasilkan saudara kandung


                      yang identik secara genetik (Veening et al., 2008).







                                     Bacillus Subtilis Mengalami Penuaan, Namun Proses ini



                                                                    Tidak Mempengaruhi Fate Sel.





                      Penuaan  adalah  kekuatan  pendorong  dalam  menghasilkan  variasi  fenotipik,


                      menghasilkan  sub  populasi  sel  dengan  resistensi  yang  berbeda  terhadap


                      stres oksidatif. Pada bakteri pembelahan sel bakteri terjadi di midcell. Bakteri


                      berbentuk  batang,  seperti  Bacillus  subtilis  dan  E.coli.  Septum  pembelahan


                      yang baru terbentuk dari hasil pembelahan sel akan menjadi tiang sel baru



                      setelah sitokinesis selesai. Hasil dari pembelahan sel yang simetris ini akan


                      membentuk dua sel "keturunan" yang identik secara morfologis. Tetapi, kedua


                      sel ini berbeda sehubungan dengan usia kutub mereka (Veening et al., 2008)










                                                                                                                                                                                                     4
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12