Page 64 - Peninggalan Kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam
P. 64

7. Makam Syekh Yusuf Tajul Khalwati


                                                   Makam  Syekh  Yusuf  terletak  tidak  jauh  dari
                                                   Benteng  Somba  Opu  yang  dibangun  oleh  Daeng
                                                   Matanre Karaeng Tumapa. Selain pernah berjuang
                                                   mempertahankan  tanah  air  dari  para  penjajah
                                                   Belanda,  Syekh  Yusuf  Tajul  Khalwati  merupakan

                                                   tokoh  ulama  yang  telah  berjasa  menyebarkan
                                                   agama Islam di Kerajaan Gowa. Kini makam Shekh
                                                   Yusuf telah menjadi salah satu situs cagar budaya
                                                   yang berada di kabupaten Gowa.






                                                                            8. Benteng Somba Opu


        Benteng Somba Opu adalah benteng peninggalan

        dari Kesultanan Gowa. Benteng ini dibangun oleh
        Daeng  Matanre  Karaeng  Tumapa  ‘risi'  Kallonna,
        yaitu  Raja  Gowa  ke-9  yang  dibangun  pada  abad
        ke-16.  Benteng  Somba  Opu  berlokasi  di  Jalan
        Daeng  Tata,  Kelurahan  Benteng  Somba  Opu,
        Kecamatan         Barombong,          Kabupaten        Gowa,
        Sulawesi  Selatan.  Dahulu  kala,  Benteng  Somba
        Opu pernah menjadi pusat perdagangan sebelum
        akhirnya  dikuasai  oleh  penjajah  VOC  pada  tahun
        1669  dan  ditemukan  kembali  pada  tahun  1980
        setelah sebelumnya tenggalam oleh air laut.








            9. Benteng Tallo
                                                       Peninggalan  kerajaan  Gowa-Tallo  lainnya  yang
                                                       juga  cukup  menarik  adalah  benteng  Tallo  yang
                                                       berada  di  muara  sungai  Tallo.  Benteng  Tallo
                                                       sendiri kemudian dihancurkan setelah perjanjian
                                                       Bongaya  pada  tahun  1667.  Meski  bangunannya
                                                       sudah  tidak  berbentuk,  namun  masyarakat
                                                       sendiri  masih  bisa  melihat  sisa-sisa  reruntuhan
                                                       batuan  yang  tersebar  di  wilayah  tersebut.
                                                       Masyarakat sendiri kerap memanfaatkan batuan
                                                       tersebut  untuk  beberapa  keperluan.  Sementara
                                                       sisanya  masih  bisa  kita  lihat  dalam  bentuk
                                                       fondasi yang mengelilingi makam raja-raja Tallo.


                                                                                                               53
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69