Page 15 - MODUL BARISAN DAN DERET
P. 15
BAB III
PENUTUP
3.1 Rangkuman
Dari penjelasan materi mengenai barisan, deret serta aplikasinya dalam perekonomian,
dapat diambil kesimpulan bahwa :
a. Barisan merupakan urutan dari suatu anggota-anggota himpunan berdasarkan suatu
aturan tertentu. Setiap anggota himpunan diurutkan pada urutan/suku pertama, kedua,
dan seterusnya.
b. Barisan terbagi atas barisan aritmatika dan barisan geometri.
c. Barisan aritmetika merupakan barisan bilangan dengan pola yang tetap berdasarkan
operasi penjumlahan dan pengurangan. Selisih antara dua suku berurutan pada barisan
aritmetika disebut beda yang dilambangkan dengan b.
d. Barisan geometri adalah baris yang nilai setiap sukunya didapatkan dari suku
sebelumnya melalui perkalian dengan suatu bilangan. Perbandingan atau rasio antara
nilai suku-suku yang berdekatan selalu sama yaitu r.
e. Deret merupakan rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi
kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk
sebuah deret dinamakan suku.
f. Deret terbagi atas deret hitung / aritmatika dan deret ukur / geometri.
g. Deret hitung merupakan jumlah suku-suku banjar hitung. Deret hitung sering disebut
1
juga deret aritmatika. Rumusnya adalah = ( + ).
2
h. Deret ukur merupakan jumlah suku-suku banjar ukur. Deret ukur sering disebut juga
1−
deret geometri. Rumusnya adalah = untuk r < 1. Sedangkan untuk nilai r >
1−
−1
1 menggunakan perumusan =
−1
i. Sigma dalam bahasa sederhananya dapat dikatakan sebagai jumlah. Notasi sigma
adalah simbol untuk menjumlahkan sejumlah bilangan terurut yang mengikuti suatu
pola dan aturan tertentu. Materi notasi sigma masih mempunyai hubungan dengan
materi barisan dan deret, baik aritmetika atau geometri.
12