Page 2 - MODUL 1_ESTI FB
P. 2
Prasasti berikutnya ditemukan di Talang Tuo, dekat Palembang. Prasasti itu terdiri
atas 14 baris kalimat dan berangka tahun 606 Saka atau 684 M. Prasasti itu menyebutkan
bahwa atas perintah Dapunta Hiyam Sri Jayanaga telah dibuat taman yang disebut
Srikseta untuk kemakmuran semua makhluk. Di samping itu, juga ada doa-doa yang ber-
sifat Buddha Mahayana.
Prasasti lainnya ditemukan di Kotakapur, Bangka, dan Karang Berahi (Jambi Hulu).
Kedua prasasti itu berangka tahun 686 M dan sebagian besar isinya sama, yaitu memohon
kepada dewa agar menjaga keamanan dan keselamatan Sriwijaya beserta rajanya serta
menghukum setiap orang yang bermaksud jahat dan mendurhakai kekuasaan Sriwijaya.
Prasasti yang ke-5 ditemukan di Palas Pasemah, Lampung Selatan. Prasasti itu me-
nyebutkan bahwa daerah Lampung Selatan pada waktu itu sudah diduduki Sriwijaya. Raja
Sriwijaya menjatuhkan kutukan yang seram bagi mereka yang melakukan kejahatan dan
tidak taat terhadap perintahnya.
1. Aspek Kehidupan Politik
Zaman keemasan Sriwijaya terwujud pada abad ke-8 dan ke-9 ketika diperintah
Balaputradewa. Menurut Prasasti Ligor (775 M), Berdasarkan Prasasti Nalanda (In-
dia) diketahui bahwa Balaputradewa adalah cucu seorang raja dari Jawa yang berasal
dari keluarga Syailendra (Sri Wirawairimathana). Ayahnya bernama Samaragrawira
atau Samaratungga yang kawin dengan Dewi Tara putri dari Raja Dharmasetu (Sriwi-
jaya). Samaratungga memerintah tahun 824 M.
2. Aspek Kehidupan Sosial
Kerajaan Sriwijaya karena letaknya yang strategis dalam lalu lintas perdagangan
internasional menyebabkan masyarakatnya lebih terbuka dalam menerima berbagai
pengaruh asing. Penduduk Sriwijaya juga bersifat terbuka dalam menerima berbagai
kebudayaan yang datang. Salah satunya adalah mengadopsi kebudayaan India, sep-
erti nama-nama India, adat istiadat, serta tradisi dalam agama Hindu. Oleh karena itu,
Sriwijaya pernah menjadi pusat pengembangan ajaran Buddha di Asia Tenggara.
3. Aspek Kehidupan Ekonomi
Sebagian besar penduduk Sriwijaya hidup dari hasil perdagangan dan pelayaran.
Dari wilayah lautnya yang luas, Sriwijaya banyak memperoleh bea cukai dari kapal-
kapal dagang yang melintasi atau singgah di pelabuhan milik Sriwijaya.
Sriwijaya menjual barang-barang produksinya, seperti emas, perak, gading,
penyu, kemenyan, kapur barus, lada, dan damar. Para pedagang asing dapat me-
nukarnya dengan aneka porselin, kain katun, dan sutra.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebesaran Kerajaan Sriwijaya, antara lain :
1) Letaknya strategis berada pada jalur perdagangan India–Cina.
2) Sriwijaya telah menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, Semenanjung Malaya,
dan Tanah Genting Kra sebagai pusat perdagangan.
3) Hasil bumi Sriwijaya dan sekitarnya sebagai mata perdagangan yang ber-
harga, terutama rempah-rempah dan emas tersedia banyak.
4) Armada lautnya kuat sehingga mampu menjalin hubungan dan kerja sama
dengan Kerajaan India dan Cina.
5) Pendapatan Sriwijaya melimpah.
b. Kejayaan Kerajaan Sriwijaya terlihat pada bidang berikut ini.
1) Bidang Politik
Kerajaan Sriwijaya bukan lagi merupakan negara senusa, melainkan sudah
merupakan negara antarnusa. Artinya, negara yang wilayahnya terdiri atas
beberapa pulau. Ada pendapat yang mengatakan bahwa Sriwijaya adalah
negara nasional pertama Indonesia.
4 Historia Sejarah Perminatan Kelas 11-IPS Semester I SMA/MA K-13