Page 39 - buku-Puisi
P. 39

39






                                                          BAB 3

                                                MANUSIA INDIVIDUAL

                             SEBAGAI KONVENSI PUISI INDONESIA MUTAKHIR




                        e
                        e
                               l

                                   n
                       P
                       P
                          d
                              u
                           d
                             h
                            a
                             h
                              u
                         n
                         n

                                 a
                                 a
                                u
                    A A
                    A. Pendahuluann
                    A. Pendahuluan
                      .
                     .
                               l
                            a
                                u
                           Sebelum membaca bab 3, pahami terlebih dahulu tujuan dan sasaran yang harus
                    dicapai. Pada bab 3 ini Anda dikenalkan dengan penafsiran puisi mutakhir. Oleh karena
                    itu, setelah membaca bab ini Anda akan mengenal konvensi apa  yang harus dipahami
                    sebagai  dasar  penafsiran  terhadap  puisi  Indonesia  mutakhir.  Penafsiran  ini  sebagai
                    kelanjutan  atas  pemahaman  unsur-unsur  puisi.  Pemahaman  unsur  puisi  baru  sebatas
                    penafsiran harfiah dari suatu puisi.
                           Setelah  membaca  bab  3,  Anda  diharap  mampu  menelaah  puisi  berdasarkan
                    konvensi puisi:
                                      v
                                  K
                                  K

                                    o
                                     n
                                     n
                                    o
                                             u
                                             u
                                            P

                                            P
                                               s
                                                i
                                               s
                                               i
                                               i
                                        n
                                        n
                                        e
                                      v
                                       e
                                           i

                                           i
                                          s
                                          s

                         n
                         n
                          a
                            f
                          a
                        e
                       P
                    B B B B.  . .  . Penafsiran Konvensi Puisi
                       Penafsiran Konvensi Puisii
                        e
                       P
                               a
                              r
                              r
                                n
                                n
                               a
                            s
                            f
                             s
                             i
                             i
                           Menurut  Effendi  (2004:244-245)  dunia  batin  manusia  mengandung  dua  unsur,
                    yakni  unsur  yang  bersifat  positif  dan  unsur  yang  bersifat  negatif.  Kegembiraan,  kasih
                    sayang,  kejujuran,  ketabahan,  keberanian,  pengorbanan,  kepekaan,  kekritisan,
                    ketakwaan, dan hal-hal lain merupakan sumber batin positif manusia. Di sisi lain, ada
                    kebencian,  kebohongan,  kemunafikan,  kesombongan,  keserakahan,  kekecewaan,
                    keputusasaan, kemungkaran, dan hal-hal lain merupakan sumber batin negatif manusia.
                           Kedua  sumber  tersebut  dimiliki  oleh  penyair  sehingga  di  dalam  ekspresinya,
                    penyair  berangkat  dari  penyelaman  atas  kedua  sumber  tersebut.  Penyelaman  ini
                    merupakan proses kreatif dari sang penyair setelah mengendapkannya melalui jarak yang
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44