Page 74 - buku-Puisi
P. 74
74
dengan satuan makna dalam kelompok larik lainnya. Di sisi lain, peranan bait adalah
untuk menciptakan tipografi puisi dan penekanan gagasan serta loncatan gagasan.
Bait di dalam puisi-puisi Indonesia mutakhir semakin bervariasi. Bahkan,
seperti telah dijelaskan di dalam bab 2, perkembangan puisi makin diarahkan kepada
bentuk viasual dengan anggapan jika keputikan dapat disampaikan tidak hanya melalui
unsur verbal. Namun, secara umum bait puisi secara verbal memang sangat beragam.
Puisi dalam bentuk pantun sudah berubah melalui bait puisi Amir Hamzah, Chairil
Anwar, Taufiq Ismail, Sutardji Calzoum Bachri, Sapardi Djoko Damono, Afrizal Malna,
dan sebagainya.
F. Unsur Tipografi
Tipografi karangan prosa secara konvensional terdiri atas tiga genre, yakni
menjorok ke dalam, mengantung, atau bentuk lurus. Semuanya diawali dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda baca. Hal ini berbeda dengan puisi. Secara tipografis,
bentuk susunan puisi tidak terikat oleh model apapun. Penyair bebas memilih bentuk
visual bait. Di dalam kenyataannya, terdapat beragam tipografi puisi.
Bait-bait yang disusun penyair merupakan ikatan dari baris dan kata yang ditata
dengan rima tertentu. Penataan ini dengan sendirinya akan membentuk unsur tipografi
tertentu.
Menurut Aminuddin (1987:146) tipografi di dalam puisi berfungsi sebagai
penampilan yang artistik serta memberikan nuansa makna dan suasana tertentu. Di