Page 184 - Antologi Inspiring Lecturer by Paragon
P. 184
Inspiring Lecturer
Paragon
sakit dan menderita secara sosial apabila lebih memanjakan sifat
kebencian, amarah, caci maki dan kedengkiannya. Karena itu, hati
perlu dilatih terus untuk biasa mencinta, mengasihi, memaafkan dan
empati atas penderitaan orang lain. Caranya adalah terus-menerus
melibatkan diri berkolaborasi denganlingkungan masyarakat.
Memberikan inspirasi dan inovasi dalam memecahkan masalah
kongkrit dalam masyarakat. Setidaknya, tidak menjadi bagian dari
masalah masyarakat itu sendiri.
Penentu dari semua komponen di atas adalah jiwa.
Komponen jiwa ini, menjadi sentral dari komponen lainnya, yaitu
tubuh, pikiran dan hati. Barangkali dapat dikatakan bahwa sehat fisik,
sehat mental dan sehat sosial, tidak memiliki arti penting, jika tidak
sehat secara spiritual (sehat jiwa). Sehat spiritual yang dimaksudkan
adalah berkait dengan sesuatu yang lebih bermakna dalam hidup.
Untuk apa kita hidup? Buat apa kita makan, belajar dan mengasihi
kalau tidak memiliki makna bagi suatu nilai spiritual yang tertinggi.
Ikatan hidup kita bukan semata dengan perut, akal, dan sesama.
Tetapi, yang terpenting adalah ikatan kita dengan Tuhan. Sejalan
dengan biografi ringkas Dr. (HC) Dra. Nurhayati Subakat,Apt., hidup
bermakna dengan lima karakter yakni Ketuhanan, Kepedulian,
Humility, Grit, dan Inovasi.
Pada sekitar akhir 1990-an, kecenderungan ini mendapat
pembenaran ilmiah dari riset para ahli saraf seperti yang dilakukan
oleh Michael Persinger dan VS. Ramachandran dari Californio
University. Riset neurosains tersebut menemukan adanya “Titik
Tuhan” (God Spot) atau modul Tuhan (God module) pada jaringan
180